Tingkatkan Pertahanan, Australia Borong 58 Jet F-35

F-35 Joint Strike Fighters Lockheed Martin, salah jet tempur canggih milik Israel.
Sumber :
  • www.lockheedmartin.com
VIVAnews - 
Tabungan Bisa Terkikis Inflasi, Ini Bisa Jadi Salah Satu Opsi Simpanan
Australia akan memborong 58 jet tempur canggih F-35 dari perusahaan Amerika Serikat. Pembelian perangkat tempur udara besar-besaran ini disebut-sebut sebagai yang terbesar dalam sejarah pertahanan Australia.

Cincin di Jari Manis Han So Hee Jadi Bukti Cinta? Kembali ke Korea Usai Kencan dengan Ryu Jun Yeol

Diberitakan
Daftar Mobil Hybrid Paling Laku di Indonesia Februari 2024
Sydney Morning Herald , Selasa 22 April 2014, pembelian ini diumumkan Perdana Menteri Tony Abott dan akan secara resmi disampaikan hari ini. Abott mengatakan, dengan membeli F-35, Australia akan bergabung dengan Amerika Serikat dan sedikit negara lainnya yang memiliki jet tempur generasi kelima.


Untuk membeli pesawat yang juga disebut Joint Strike Fighter Lightning II, termasuk dengan perawatan, senjata dan suku cadangnya, Australia merogoh kocek US$12,4 miliar atau lebih dari Rp143 triliun.


Sebelumnya, Australia telah membayar untuk dua jet F-35 dan memesan 12 pesawat ini. Rencananya, pemesanan puluhan jet tempur buatan Lockheed Martin ini akan mulai dikirimkan ke Australia pada 2018 dan mulai beroperasi di Angkatan Udara Australia pada 2020.


F-35 akan menggantikan Hornet F/A-18 yang direncanakan pensiun tahun 2022. Di masa depan, AU Australia akan memiliki perangkat tempur udara yang beragam. Kekuatan F-35 akan didukung oleh 24 Super Hornet dan 12 pesawat pengacau radar Growler.


"Generasi kelima F-35 adalah jet tempur yang paling canggih yang pernah diproduksi di dunia dan akan memberikan kontribusi vital bagi keamanan nasional kami," kata Abbott.


"Bersama dengan jet tempur Super Hornet dan Growler, F-35 akan memastikan Australia mampu menjaga keamanan batas regional di udara. F-35 akan memberikan kemajuan pesat kemampuan intelijen, pengawasan dan mata-mata dari Angkatan Udara Australia," lanjut Abbott lagi. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya