Umat Yahudi di Ukraina Ketakutan, Minta Direpatriasi ke Israel

Aktivis pro-Rusia di gedung pemerintah Donetsk, Ukraina
Sumber :
  • REUTERS/Stringer

VIVAnews - Isu Disintegrasi yang terjadi di Ukraina ternyata paling membuat takut umat Yahudi di negara tersebut. Beramai-ramai mereka mulai berupaya agar direpatriasi ke Israel untuk kabur dari konflik antara Ukraina dan Rusia itu.

Diberitakan Daily Mail, Minggu 20 April 2014, yang paling resah adalah umat Yahudi di kota Donetsk, Ukraina timur, tempat sepekan sebelumnya massa pro-Rusia menyatakan kemerdekaan dari pemerintah Kiev. Kegusaran mereka semakin bertambah setelah tersebarnya sebuah pamflet.

Dalam pamflet tersebut diserukan pada seluruh umat Yahudi berusia di atas 16 tahun untuk mendaftarkan diri. Mereka harus membayar US$50 untuk mendapatkan paspor khusus keagamaan Yahudi. Jika tidak maka akan dideportasi dari kota itu.

Tarisland Superstars: Kemegahan dan Antisipasi di Puncaknya

Pamflet itu bertanda tangan Denis Pushilin, pemimpin separatis Republik Donetsk. Namun Pushilin membantah dirinya pernah menuliskan pamflet tersebut. Seorang rabbi di kota itu juga mengatakan bahwa pamflet itu palsu adanya dan hanya bertujuan untuk memicu instabilitas.

Kendati telah dinyatakan hoax, namun kegelisahan 17.000 umat Yahudi di Donetsk tidak kunjung reda. Alexander Ivachenko, pendiri Sohnut, organisasi yang membantu Yahudi tinggal di Israel, mengatakan bahwa warga Yahudi takut diinvasi pasukan Rusia dan nasib mereka akan sama seperti saat Perang Dunia II.

"Saya belum tahu jumlahnya, tapi semakin banyak yang meminta saran bagaimana mendaftarkan diri untuk direpatriasi. Semakin banyak orang Yahudi yang menghubungi kedutaan Israel di Kiev. Mereka juga mulai mengumpulkan dokumen-dokumen," kata Ivachenko.

Sebelum Perang Dunia II, atau sekitar tahun 1941, ada 2,7 juta warga Yahudi di Ukraina. Hampir satu juta di antaranya dibantai Nazi, dan kebanyakan mereka dihukum pada pemerintahan Uni Soviet. Tahun 1959, Yahudi di Ukraina tinggal 840.446 orang dan jumlahnya terus menurun hingga tinggal 65.000 saat ini.

Sam Pivnik, 86, korban selamat dari pembantaian Nazi (Holocaust) mengimbau Yahudi untuk segera hengkang dari Ukraina. Pria yang sekarang tinggal di London ini mengatakan bahwa Yahudi tidak punya tempat di negara itu.

"Yahudi tidak punya tempat di Ukraina, karena tidak ada yang berubah. Mereka tidak ada urusan di negara itu setelah pembantaian 1939-1945. Yahudi di Ukraina harus pergi," kata dia. (umi)

Ammar Zoni

Sedang Tersandung Kasus Penyalahgunaan Narkoba, Ammar Zoni Ungkap Doa untuk Anak dan Kelurga

Ammar Zoni memahami bahwa bulan Ramadhan adalah saat yang istimewa. Ammar mengaku akan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024