Tertunduk Malu, Nakhoda Kapal Feri Korsel Minta Maaf

suasana haru keluarga korban feri tenggelam di korea selatan
Sumber :
  • REUTERS/Kim Hong-Ji
VIVAnews - Keluarga korban kapal Feri Sewol asal Korea Selatan yang tenggelam pada Rabu 16 April 2014, mulai kesal dan marah kepada sang nakhoda, Lee Joon-Seok dan 28 krunya. Sebab, di saat kapal dalam keadaan terbalik, Joon-Seok dan para kru diduga merupakan orang yang pertama meninggalkan kapal. 
Kampung Bahari Kembali Diacak-acak Polisi, 7 Bandar Narkoba jadi Tersangka

Dilansir dari stasiun berita Channel News Asia, Jumat 18 April 2014, kini Joon-Seok tengah diselidiki terkait adanya laporan itu. Namun, nakhoda berusia 69 tahun dan para kru merasa malu, karena mereka tidak dapat menyelamatkan para penumpang. 
Pengakuan Shin Tae-yong Usai Jordi dan Elkan Baggott Tak Bisa Main Lawan Vietnam

Sang kapten kapal selamat setelah terlebih dahulu menyelamatkan diri dengan mengikuti rombongan pertama bersama penumpang lainnya menggunakan sekoci. Kapten nahas itu pun tampak tertunduk dan menutupi mukanya dengan tutup kepala di jaketnya di kantor penjaga pantai Korea Selatan. 
DKI Jakarta Buka Mudik Gratis ke 19 Kota, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya

"Saya benar-benar meminta maaf kepada para penumpang, korban dan keluarga. Saya merasa malu," ujar dia pada Kamis kemarin.

Sementara itu, kini jumlah penumpang yang tewas tercatat mencapai 25 orang. Tim gabungan SAR terus mencari 271 penumpang lainnya yang masih dinyatakan hilang.  

Kerabat penumpang begitu kesal lantaran banyak orang yang dilaporkan malah diminta untuk tetap duduk selama 40 menit, ketika kapal feri mengalami masalah. Jumlah korban yang tewas menurut mereka seharusnya bisa diminimalisasi apabila para penumpang diinformasikan untuk menyelamatkan diri secepatnya. 

Perusahaan Chonghaejin Marine Co yang mengoperasikan kapal Feri Sewol mengatakan, Lee merupakan kapten kapal yang telah berpengalaman. Dia telah bertanggungjawab mengemudikan kapal feri rute Incheon-Jeju selama delapan tahun terakhir. 

Menurut beberapa ahli, penyebab kapal feri itu terbalik diduga karena menabrak batu karang atau berputar secara tajam, sehingga mengakibatkan posisi barang kargo bergerak ke sisi sebelahnya. Kapal kemudian menjadi miring dan tenggelam. Saat tengah berlayar, kapal Sewol juga mengangkut 150 mobil. 

Selain itu, Jaksa Penuntut Korsel, Park Jae-Eok, tengah menyelidiki kemungkinan bahwa kapal itu tidak dikemudikan oleh Joon-Seok tetapi perwira ketiga. 

"Kapal itu dikemudikan oleh perwira ketiga ketika kecelakaan itu terjadi. Kapten saat itu sedang tidak bertugas," ujar Jae-Eok.

Menurut dia, Joon-Seok sedang berada di bagian belakang kapal, ketika kecelakaan terjadi. Jae-Eok menambahkan bahwa semua kemungkinan penyebab tenggelamnya kapal feri itu, tengah diselidiki. 

"Apakah benar atau tidak mereka melakukan putaran balik secara tajam, kini tengah diselidiki," imbuh dia. 

Sementara itu, Kepala Jaksa Penuntut, Lee Seong-Yoon, mengatakan tidak ada batas terhadap proses penyelidikan. Dia pun berjanji akan mengungkap secara tepat penyebab kapal itu tenggelam. 

"Kami akan pastikan, siapa pun mereka yang bertanggung jawab, maka akan ditindak tegas," kata Seong-Yoon. 

Berisi Ratusan Siswa SMA

Berangkat dari Incheon pukul 05.00 waktu setempat, kapal berlantai lima ini harus kandas sesaat setelah pengeras suara di kapal tersebut mengumumkan kepada penumpang untuk tetap di tempat. Sebelumnya, saksi mengatakan sempat terjadi guncangan keras.

Kebingungan pun melanda para penumpang kapal feri tersebut. Mereka dihadapkan pada dua pilihan, antara tetap berada di tempat atau menyelamatkan diri dengan menggunakan pelampung ketika air laut semakin tinggi masuk ke dalam tubuh kapal.

Dilansir CNN, kapal yang diisi oleh 460 siswa SMA Seoul ini rencananya akan mengikuti kunjungan lapangan ke Pulau Resor Jeju.

Lim Hyung-min, salah satu korban yang selamat mengatakan harus bersusah payah untuk memperjuangkan hidupnya. “Saya harus berenang terlebih dahulu sampai ke perahu untuk diselamatkan,” ujarnya.

Hingga sampai saat ini, Pemerintah Korea Selatan mengerahkan bantuan dengan menerjunkan lebih dari ratusan kapal, regu penyelamat, dan sejumlah helikopter untuk menyisir ke lokasi kapal tenggelam tersebut, dengan harapan ada yang masih selamat.

Pemerintah setempat tidak putus asa, walau harus terhadang cuaca buruk. Hujan deras disertai angin kencang dan kabut tebal membuat regu selamat mengalami kesulitan. Mereka berasumsi masih ada yang selamat, ketika melihat lambung kapal masih di permukaan laut.

“Mungkin di daerah-daerah di sana masih ada udara untuk bernafas,” jelas Mike Dean, Wakil Direktur Angkatan Laut AS.

Para keluarga korban berkumpul, berharap-harap cemas akan keselamatan anggota keluarganya di dermaga Jindo, Korea Selatan, yang berjarak sekitar 20 kilometer dari lokasi Kapal Sewol. (one)

Laporan: Agus Tri Haryanto
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya