Indonesia Jadi Sandaran Akhir Manusia Perahu

Evakuasi Korban Pencari Suaka
Sumber :
  • Antara/STR

VIVAnews - Indonesia dikhawatirkan tidak lagi sebagai negara transit, namun juga tujuan akhir bagi para pencari suaka, yang populer disebut "manusia perahu". Sebab, apabila perahu mereka didorong kembali oleh Angkatan Laut Australia atau batal menuju ke Negeri Kanguru, akhirnya mereka memilih untuk menetap di Indonesia.

Demikian ungkap Direktur Jenderal Multilateral di Kementerian Luar Negeri RI, Hasan Kleib, hari ini. Jumlah pencari suaka dari sejumlah negara yang tertahan di Indonesia, berdasarkan data dari Organisasi Internasional urusan Migrasi (IOM), pada Maret 2014 mencapai 4.601 orang.

"Sebanyak 3.391 ditahan di rumah detensi imigrasi dan 611 lainya masih menunggu proses pemindahan apakah akan ditahan di rudenim atau rumah sementara," ungkap Kleib.

Menurut dia, apa pun motif para pencari suaka - entah karena melarikan diri demi mencari kehidupan yang lebih baik atau situasi di negaranya tidak kondusif - pada akhirnya masalah ini menyangkut isu kemanusiaan. "Oleh sebab itu, kami perlu bekerja sama dengan negara sumber, tidak hanya dengan negara transit dan tujuan," kata dia.

Kleib juga menyampaikan kebijakan mendorong balik perahu yang diterapkan oleh Pemerintah Australia hanya bersifat sementara dan tidak komprehensif.

Kunjungan ke Jepang, Sekjen Kemnaker Terus Berupaya Tingkatkan Kerja Sama Pengembangan SDM

"Para pencari suaka itu bukan warga negara kami, sehingga masalah ini harus diselesaikan dengan cara duduk bersama dan berdiskusi," kata Kleib.

Sementara itu, Indonesia akan menggelar lokakarya internasional terkait penanganan masalah penyelundupan dan perdagangan manusia. Acara berlangsung pada 21-22 April 2014.

Selain Australia, 12 negara lain yang diundang yakni Afganistan, Bangladesh, Filipina, Iran, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Papua Nugini, Selandia Baru, Srilanka, dan Thailand. Menurut Kleib, 14 negara ini termasuk Indonesia, merupakan negara-negara yang merasakan dampak langsung dari kejahatan transnasional ini. (umi)

Ilustrasi sidang kode etik anggota polisi

5 Polisi di Kolaka Ditangkap karena Keroyok Warga hingga Babak Belur, Kapolres Minta Maaf

Di lokasi kejadian, 5 polisi tersebut berlagak preman dengan menodong senpi ke korban lalu menghajar secara membabi buta.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024