Dua Kali Menyelami Samudera, Drone Bluefin-21 Tak Temukan MH370

Kapsul bawah laut Bluefin-21
Sumber :
  • www.bluefinrobotics.com
VIVAnews - Perburuan mencari puing pesawat MH370 telah memasuki babak baru, karena tim gabungan SAR pada Senin malam lalu akhirnya menurunkan drone bawah laut milik Angkatan Laut Amerika Serikat, Bluefin-21. Sayang, setelah dua kali dikerahkan, masih belum membuahkan hasil yang positif. 
Wow! Ada Senjata HS Kaliber 9 Mm di Dalam Mobil Polisi yang Tewas di Mampang Jaksel

Dilansir dari stasiun berita Channel News Asia, Rabu 16 April 2014, Bluefin-21 terpaksa ditarik kembali pada Selasa malam karena mengalami masalah teknis di bagian sonar. Sebelumnya, saat diturunkan pada Senin malam untuk kali pertama, misi drone tersebut juga dibatalkan secara otomatis. 
Pj Gubernur Sumut Optimis Timnas Indonesia Melaju ke Final Piala Asia U-23

Sebab, kedalaman laut di area yang tengah disisir mencapai lebih dari 4.500 meter. Sementara itu, benda lonjong berwarna kuning itu, hanya sanggup menjelajah hingga kedalaman maksimal 4.500 meter. 
Sri Mulyani Ungkap Mood dan Fokus Para Pembuat Kebijakan Keuangan Global Lagi Begini

Namun, belum diketahui penyebab dari terhentinya misi kedua pada Selasa malam atau berapa lama benda itu berada di bawah laut. 

"Kendaraan drone bawah air, Bluefin-21, dipaksa untuk ditarik pada Rabu pagi kemarin, karena mengalami masalah teknis dan perlu untuk diperbaiki," ujar perwakilan dari Badan Pusat Koordinasi Bersama (JACC) Australia. 

Bluefin-21 lanjut mereka, akan tetap dikerahkan dan saat ini tengah melanjutkan pencarian di bawah laut. 

Sebelum diturunkan untuk kali ketiga, pihak AL Australia telah mengunduh data yang terekam di dalam drone tersebut. Proses tersebut berlangsung di atas kapal milik AL Negeri Kanguru, Ocean Shield. 

"Data analisis awal hasil pengunduhan pagi kemarin mengindikasikan tidak ada hal yang signifikan," ujar JACC. 

JACC juga menjelaskan penyebab misi pertama dibatalkan. Padahal, seharusnya, drone tersebut dapat dioperasikan selama 16 jam sekali diturunkan ke bawah laut. 

Menurut JACC, pengoperasian Bluefin-21 pada Senin malam lalu telah melebihi ambang batas kedalam maksimum yang bisa dicapai yakni lebih dari 4.500 meter. Hal tersebut juga ditegaskan oleh personel AL AS, Kapten Mark Matthews dari Perth. 

"Dalam kasus ini, drone itu diprogram untuk dapat terbang di atas 30 meter dari dasar lautan untuk mendapatkan pemetaan yang baik situasi di sana. Ketika Bluefin-21 telah mencapai batas kedalaman maksimalnya, secara otomatis benda itu dapat membatalkan misinya," papar Matthews. 

Pertanyaan yang muncul kemudian, sebenarnya berapa dalam laut yang kini tengah disisir. 

Komandan JACC, Angus Houston, menjelaskan bahwa Bluefin-21 tidak bisa beroperasi di kedalaman lebih dari 4.500 meter. Namun, dia menyebut ada kendaraan lain yang dapat menjangkau lokasi yang lebih dalam. 

"Biasanya ada banyak kendaraan bawah laut yang lebih besar. Mereka dapat menjangkau lokasi lebih dalam. Dan tentu saja, kami tengah mempertimbangkan kemungkinan menggunakan alat tersebut," ujar Houston pada Senin kemarin.

Sejauh ini, petunjuk terbaik yang mereka miliki hanya empat sinyal ping yang diduga berasal dari kotak hitam. Houston menambahkan ada kemungkinan melihat adanya ceceran minyak di area pencarian. 

Houston beranggapan, ceceran minyak tersebut tidak berasal dari kapal milik tim gabungan SAR. Namun, butuh beberapa hari untuk melakukan uji coba sampel minyak di daratan.  

AL AS memprediksi bahwa pengerahan Bluefin-21 akan memakan waktu antara enam pekan hingga dua bulan untuk menyisir keseluruhan area pencarian.

Sementara itu, pada Rabu kemarin, tim SAR gabungan kembali mengerahkan 14 pesawat dan 11 kapal untuk menyisir area seluas 55.151 kilometer persegi dan lebih dari 2.000 kilometer di barat laut kota Perth. (art)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya