Keuangan Malaysia Airlines Sudah Bermasalah Sebelum Tragedi MH370

Kantor perwakilan Malaysia Airlines di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten
Sumber :
  • VIVAnews/ Anhar Rizki
VIVAnews
Ada Konflik Israel-Iran, Pemerintah Bakal Beri Bansos?
- Maskapai Malaysia Airlines (MAS) dikabarkan bakal meminta pinjaman darurat dari pemilik saham mayoritas Khazanah Nasional Bhd., yang merupakan perusahaan milik pemerintah Negeri Jiran. Bahkan masalah keuangan sudah dialami MAS sebelum tragedi hilangnya pesawat MH370 yang membawa 239 penumpang dan awak untuk rute Kuala Lumpur - Beijing.

2 Ribu Lebih Calon Dokter Spesialis Alami Depresi, Kemenkes Lakukan Tindak Lanjut

Menurut kantor berita
Pemerintah Resmi Cabut Aturan Pembatasan Barang Kiriman Pekerja MIgran 
Reuters , dana tunai dan investasi jangka pendek MAS di akhir Desember 2013 tidak sampai US$1,2 miliar. Jumlah itu di bawah rata-rata biaya operasional MAS dalam dua triwulan sebelumnya. Ini jadi pertanda bahwa MAS kemungkinan segera butuh dana segar atau pinjaman bank.


Berpredikat maskapai terbesar keempat di Asia Tenggara berdasarkan nilai pasar, MAS mengalami aliran dana operasional negatif selama tiga tahun. Ini berarti maskapai itu tidak bisa menghasilkan pendapatan untuk memenuhi biaya operasional harian, aliran dana segarnya negatif, dan belanja modalnya tidak proporsional selama enam tahun.


Ini belum beban yang harus ditanggung oleh MAS terkait hilangnya pesawat MH370, yang sudah dinyatakan jatuh di selatan Samudera Hindia oleh Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, berdasarkan analisis pantauan satelit dari Inggris. Walau pesawatnya diasuransi, MAS masih harus menanggung biaya kompensasi bagi keluarga para penumpang MH370.


"Kecelakaan ini akan menyebabkan semakin cepatnya tren yang menurun bagi MAS selama bertahun-tahun dan perlunya untuk restrukturisasi," kata Bertrand Grabowksi, yang memimpin divisi keuangan untuk jasa penerbangan dan transportasi darat di bank Jerman, DVB. "Satu-satunya jalan keluar adalah pengurangan, baik dalam kapasitas maupun jaringan rute," lanjut Grabowski.


Kalangan bankir dan pengamat menilai bahwa tragedi MH370 bisa berdampak buruk bagi MAS untuk genjot pendapatan. "Walau kecelakaan itu dianggap berada di luar kendali maskapai, kami perkirakan ada penurunan pemesanan tiket, pemotongan harga tiket dan MAS bisa jadi kian terpukul dari apa yang dialami pada 2013," kata Timothy Roos, pengamat transportasi dari Credit Suisse.


Sementara itu, Kepala Eksekutif Korporat (CEO) MAS, Ahmad Jauhari Yahya, mengatakan dia saat ini berkonsentrasi dulu menuntaskan masalah MH370 sebelum memutuskan masa depan kariernya. Dalam jumpa pers Selasa kemarin, Yahya ditanya seorang jurnalis apakah dia akan mengundurkan diri terkait hilangnya pesawat MH370, yang memasuki hari ke-18 belum ditemukan keberadaan fisiknya.   (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya