Krisis Politik Thailand

Pendukung Thaksin Tetap Kuasai Kantor PM

VIVAnews - Massa pendukung mantan Perdana Menteri (PM) Thaksin Shinawatra bertekad tidak akan meninggalkan kompleks kantor Perdana Menteri (PM), Selasa 14 April 2009. Demikian ungkap salah seorang pemimpin ribuan demonstran berkaos merah, Jatuporn Phromphan, seperti dikutip harian Bangkok Post.

Jatuporn mengatakan, massa demonstran telah menutup semua jalan menuju lokasi demo. Blokade itu perlu agar sekitar 5.000 demonstran tersebut bisa tetap menduduki kantor PM. Jatuporn mengaku bahwa mereka mungkin perlu menerjang blokade pasukan militer jika pasokan makanan mereka dihalangi petugas.

Sementara itu, Thaksin, kata Jatuporn, akan berbicara kepada media asing tentang situasi yang terjadi di Thailand, tetapi melewatkan media Thailand karena dianggap bias. Jatuporn mengungkapkan bahwa pemberitaan oleh media dalam Thailand tidak berimbang, mirip dengan laporan berita selama peristiwa Oktober 1976 ketika hanya media asing yang bisa dipercaya.

Saat ini pasukan militer dan kepolisian sudah mendirikan pos pengecekan di sekitar lokasi aksi unjuk rasa di kantor pemerintah tersebut. Mereka memeriksa semua orang yang lewat dan mereka yang ingin bergabung dengan para demonstran. PM Abhisit Vejjajiva mengatakan bahwa kondisi tak menentu ini hampir bisa dikendalikan.

Hingga saat ini sudah dua orang demonstran dilaporkan tewas akibat bentrokan antara pedagang di Pasar Nang Lerng dengan demonstran pada Senin malam. Sembilan pedagang dilaporkan terluka. Lebih dari seratus orang terluka di ibukota Bangkok saat pasukan pengaman menembakkan gas air mata, kemarin.

2.000 Hewan Ternak Dilakukan Vaksinasi Antisipasi Wabah PMK Secara Gratis
VIVA Militer: Pasukan milisi Republik Ossetia Selatan

Bukan Hanya Palestina, Ini 9 Negara yang Belum Diakui Keanggotannya oleh PBB

PBB memiliki anggota sekitar 193 negara. Namun, di luar jajaran negara-negara tersebut, terdapat setidaknya 9 negara yang belum mendapat pengakuan sebagai anggota PBB. 

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024