Perkuat Kerjasama Militer, Xanana Gusmao Temui Menhan

PM Timor Leste Xanana Gusmao Kunjungi Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVAnews - Menteri Pertahanan Timor Leste, Xanana Gusmao, pada Senin 10 Februari 2014, untuk pertama kali menyambangi Kementerian Pertahanan RI, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. Dalam kunjungan tersebut, pria yang juga menjabat sebagai Perdana Menteri Timor Leste itu ingin menindaklanjuti nota kesepahaman yang diteken pada tahun 2012 silam di Dili. 
Kopi Unggulan Indonesia Juara Dunia di  Specialty Coffee Expo 2024 Amerika Serikat

Didampingi jajaran militer Timor Leste, Xanana mengaku senang dapat menyambangi gedung Kemenhan untuk kali pertama. Hal itu diungkap Xanana ketika memberi keterangan pers di hadapan media. 
Kawanan Pembunuh Mirna Bermodus Begal Ditangkap, Polisi Curiga Ada Motif Lain Pelaku

"Tujuan kami kemari bukan hanya ingin menjalin kerjasama untuk saat ini, tetapi juga ingin melihat kerjasama yang lebih erat di masa depan," ujar Xanana. 
Finance Minister Held Meeting to Discuss Impact of Iran-Israel Conflict

Kedua negara yang merupakan, tetangga dekat, memiliki beberapa kesamaan isu, salah satunya yang dihadapi oleh polisi terkait kejahatan trans nasional. 

Sementara dalam kesempatan yang sama, Menhan Purnomo menyatakan ada tiga poin penting yang dibahas dalam pertemuan bilateral secara tertutup yang berlangsung selama hampir tiga jam itu. Pertama, ujar Purnomo, mereka ingin menindak lanjuti nota kesepahaman kerjasama di bidang militer. 

"Kerjasama itu menyangkut pelatihan pendidikan dan latihan bersama. Kerjasama juga terbuka antara militer darat dan udara," kata Purnomo. 

Selain itu, imbuh Purnomo, kedua Menhan juga membicarakan mengenai industri pertahanan. Menurut Purnomo, saat ini Timor Leste tengah berbenah untuk membangun kekuatan pertahanan dan tentara patrolinya. 

Namun, saat ditanya soal adanya pembelian alutsista militer, Xanana tidak menutup kemungkinan itu. Sayangnya Xanana tidak merinci lebih lanjut alutsista apa yang kemungkinan akan dibeli dari RI. 

"Tetapi kerjasama di antara kami tidak terbatas pada pembelian alat militer, melainkan juga pembangunan kapasitas bagi pejabat senior," katanya. 

Dia hanya membenarkan bahwa pemerintahnya tengah membangun militer mereka, karena di masa yang akan datang, semakin banyak tantangan yang harus dihadapi. (adi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya