Pukul Tangan Anak, Pasangan Malaysia Ditahan Polisi Swedia

Ilustrasi kekerasan terhadap anak
Sumber :
VIVAnews - Pasangan suami istri asal Negeri Jiran ditahan polisi Swedia lantaran dilaporkan memaki dan memukul tangan anaknya, karena tidak mau menjalankan sholat.
Government Targets on Acquiring 61 Percent Freeport Share

Azizul Raheem Awaluddin yang menjabat sebagai Direktur Dewan Pariwisata Malaysia, dan sang istri yang bekerja sebagai guru, Shalwati Nurshal, ditahan polisi Swedia sejak 18 Desember 2013 lalu. 
4 Moscow Terrorists Under the Influence of Drugs

Dilansir dari stasiun berita Channel News Asia, Sabtu 1 Februari 2014, hukuman fisik semacam itu tidak diizinkan di Swedia. Otoritas Swedia dilaporkan hal itu oleh sekolah tempat putra mereka menuntut ilmu di sana. 
Sandra Dewi Tak Lagi Jadi Brand Ambassador Produk Ini, Buntut Kasus Harvey?

Menurut seorang sumber, kemungkinan salah satu putranya itu datang ke sekolah dengan wajah muram. Kemudian gurunya bertanya kepada putra Azizul soal penyebab dia terlihat sedih. 

Guru itu lantas melaporkan masalah ini kepada pembimbing sekolah dan sehari kemudian kedua orang tuanya pun ditangkap. 

Laman News Strait Times melansir Jaksa Penuntut, Anna Arnelle telah meminta agar pasangan itu diperpanjang penahanannya hingga 10 Februari 2014. Hal itu dibutuhkan untuk menyelidiki kasus pemukulan yang dilakukan pasangan tersebut. 

Menurut hukum yang berlaku di Swedia, pasangan itu akan ditahan hingga masa persidangan selesai. Swedia juga tidak mengenal adanya sistem jaminan. Sementara paska orang tuanya ditahan, keempat anak mereka yakni Aishah, Ammar, Adam dan Arif terpaksa harus terpisah dari orang tua mereka. 

Kemudian pengasuhan mereka diserahkan ke Kedutaan Besar Malaysia di Stockholm yang telah menjadi keluarga angkatnya. 

Namun, kabar terbaru menyebut Pemerintah Malaysia berhasil melobi Swedia agar keempat anak tersebut dipulangkan ke Negeri Jiran. Mereka tiba di tanah airnya pada Sabtu ini dan disambut Wakil Menteri Luar Negeri, Hamzah Zainuddin, di Bandara Internasional Kuala Lumpur. Putri tertua, Aishah, mengaku bahagia bisa kembali ke Malaysia.   

Kasus ini tak pelak menarik perhatian publik Negeri Jiran. Bahkan sebuah fan page di Facebook bertajuk "Bawa Pulang Keluarga Shal" berhasil memperoleh 17 ribu dukungan. Sementara seorang kolumnis dari harian Malaysia, Star Daily, M. Veera Pandiyan, menulis perpanjangan masa tahanan bagi pasangan itu tak lebih dari parodi keadilan universal. 

"Apabila hal yang sama terjadi kepada pasangan asal Benua Eropa, mereka ditahan oleh polisi Malaysia tanpa melalui persidangan selama satu bulan, pasti juga akan banyak menuai protes dari publik," tulis Pandiyan.  (adi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya