Presiden Prancis Ingin Putus Hubungan dengan "Ibu Negara"

Presiden Prancis Francois Hollande dan pasangannya Valerie Trierweiler
Sumber :
  • REUTERS/Regis Duvignau/Files

VIVAnews - Presiden Prancis, Francois Hollande, sudah ingin mengakhiri hubungan dengan kekasihnya yang selama ini berstatus "Ibu Negara", Valerie Trierweler. Isu ini muncul di tengah skandal selingkuh Hollande.

Hubungan itu mau diakhiri akhir pekan lalu. Tapi niat itu terpaksa dia tunda lantaran Trierweler dilarikan ke RS akibat terpukul mendengar pemberitaan  Hollande berselingkuh dengan aktris, Julie Gayet.

Harian Telegraph, Kamis 16 Januari 2014, melansir pernyataan majalah mingguan, Le Nouvel Observateur, yang menulis Hollande berharap Trierweler bersedia menandatangani kesepakatan soal perpisahan mereka pada Sabtu lalu. Keputusan itu akan tetap ditempuh oleh Hollande, kendati kekasihnya itu masih dirawat di RS.

Keinginan Hollande untuk mengakhiri hubungannya dengan Trierweler, sudah terlihat dari absennya dia mengunjungi kekasihnya itu di RS, walau sudah dirawat sejak Jumat pekan lalu.

Namun, harapan itu rupanya tidak bisa berjalan mulus. Majalah Le Nouvel Observateur menulis Trierweler tidak bersedia mengemas barang-barangnya dari Istana Elysee.

"Oke untuk memaafkan, namun tidak oke untuk pergi," tulis majalah itu.

Tulis majalah itu lagi, Trierweler ingin tetap berada di samping Hollande dalam menghadapi kasus perselingkuhan ini, sama seperti sikap Hillary Clinton yang tetap mendampingi sang suami, Bill Clinton, ketika diterpa isu perselingkuhan dengan Monica Lewinsky.

Sementara, media tempat Trierweler bekerja, Paris Match, menulis sebuah artikel yang bersifat suportif. Menurut Paris Match, Trierweler berusaha untuk mempertahankan hubungannya dengan Hollande. Namun itu semua harus terhalangi lantaran posisi pria berusia 59 tahun itu sebagai orang nomor satu di Prancis.

Sementara, ketika isu ini mengemuka, mantan istri Presiden Prancis pendahulu Hollande, Cecilia Attias, mengungkit soal posisi Ibu Negara di negara itu. Menurut Attias, Prancis seharusnya menciptakan status legal bagi seorang Ibu Negara.

Sementara pajak rakyat turut digunakan untuk membiayai kantor yang dibuat khusus untuk Ibu Negara. Tetapi, tidak ada anggaran khusus yang dibuat dengan menggunakan pajak rakyat itu.

"Ketika Anda memilih seorang pria atau wanita, maka selalu ada seorang mitra. Dan Anda tidak bisa begitu saja menghapus mereka, meminta mereka untuk tidak melakukan apa pun, tidak keluar dan menyibukkan mereka hanya dengan pekerjaan meletakkan karangan bunga," ujar Attias yang pernah mengeluh pekerjaannya sebagai Ibu Negara sangat membosankan.

Top Trending: Hal yang Terjadi Jika Indonesia Tak Dijajah hingga Tawuran Brutal Antar Pelajar

Kantor Khusus

Oleh sebab itu, lanjut Attias, Prancis harus membuat sebuah kantor bagi Ibu Negara sama seperti yang dimiliki Amerika Serikat (AS). Kemudian, biarkan Ibu Negara untuk memilih apakah mereka akan mengisi pos itu atau tidak.

"Seorang Ibu Negara dapat mendedikasikan diri mereka sendiri di bidang kemanusiaan atau kegiatan kebudayaan. Saya pikir pos ini harus didefinisikan dengan jelas dan setelah itu Anda bebas untuk mengisi pos itu atau tidak," kata dia.

Sementara data dari Telegraph mencatat, Trierweler, dibiayai pajak rakyat senilai 19.742 Euro atau Rp326 juta per bulannya. Dia juga memiliki sebuah laman khusus di dalam situs resmi kepresidenan.

Akibat statusnya yang tidak menikah dengan Hollande, seorang milyuner Prancis, Xavier Kremlin, menuduh Trierweler telah menggelapkan uang rakyat lantaran dia tidak layak menikmati anggaran per bulan tersebut. (ren)

3 Tips Sukses bagi Generasi Muda, Panduan Lengkap untuk Meraih Profit Stabil
Pelita Jaya memastikan tiket ke putaran final BCL Asia 2024

Perbasi Apresiasi Sukses Pelita Jaya Tembus Babak Utama BCL Asia

PP Perbasi mengapresiasi tim Pelita Jaya Bakrie Jakarta yang berhasil lolos ke babak utama Basketball Champions League (BCL) Asia 2024.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024