Kanada Biarkan Amerika Serikat Menyadap di KTT G20

Presiden Yudhoyono menghadiri KTT G20 di Los Cabos Meksiko
Sumber :
  • REUTERS/Andres Stapff

VIVAnews – Dokumen milik mantan kontraktor Badan Intelijen Amerika Serikat (NSA), Edward J. Snowden, kembali mengungkap fakta baru. Kali ini melibatkan salah satu mitra dekat NSA, yakni Badan Intelijen Kanada (CSEC).

Fakta baru aksi spionase ini ditulis Guardian, Jumat 29 November 2013. Pemerintah Kanada mengizinkan NSA untuk melakukan aksi spionase secara luas ketika negara itu menjadi tuan rumah KTT G20 tahun 2010 di Toronto. Sebelum Guardian, media yang pertama kali membocorkan informasi soal ini adalah stasiun televisi Kanada, CBC. 

Indonesia, Singapore Discuss Labor Cooperation


Namun tidak diketahui secara jelas informasi apa yang ingin dikorek NSA saat pertemuan tingkat tinggi ke-20 kepala negara itu. Dokumen yang dimiliki CBC hanya menyebut salah satu tujuan operasi spionase itu adalah menyediakan informasi sebagai pendukung bagi pejabat yang membuat kebijakan.

Untuk diketahui, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono turut hadir dalam KTT G20 tersebut.

Dalam laporan yang sebagian ditulis oleh wartawan Guardian yang pernah bertemu Snowden, Glen Greenwald, AS disebut mengubah gedung kedutaannya di Ottawa menjadi sebuah pos komando keamanan selama enam hari. Aksi itu dilakukan sebagai bagian dari operasi mata-mata NSA.

CBC menyebut operasi spionase itu diketahui oleh otoritas Kanada. Tertulis dalam sebuah memo NSA bahwa Badan Intelijen AS itu berkoordinasi dengan Kanada.

Juru Bicara Dewan Keamanan Gedung Putih, Caitlin Hayden, menolak berkomentar mengenai informasi terbaru ini. Dia hanya mengatakan, apa yang dilakukan NSA dengan mengumpulkan informasi, juga dilakukan oleh negara lain. 

“Sebagai salah satu kebijakan AS, kami telah menyatakan dengan jelas bahwa badan intelijen memang mengumpulkan informasi asing. Hal serupa juga dilakukan oleh negara lain,” kata Hayden.

Sementara Kepala CSEC John Forster yang ditekan untuk menjawab laporan tersebut di hadapan Komite Pertahanan Parlemen Kanada, menolak membeberkan secara rinci operasi intelijen yang dilakukan negara pimpinan  Perdana Menteri Stephen Harper itu. Forster menganggap laporan soal keterlibatan CSEC dalam KTT G20 itu tidak terlalu serius.

“Di bawah hukum, CSEC tidak mungkin membidik warga Kanada di manapun di seluruh dunia, atau siapapun di Kanada, termasuk turis. Saya tidak bisa meminta mitra internasional saya untuk melakukan apapun yang tak mungkin diizinkan di mata hukum,” ujar Forster membela diri.

Juru Bicara PM Harpher menolak berkomentar mengenai laporan ini. Mereka hanya menyebut organisasi keamanan dapat melakukan pemantauan independen.

Badan Intelijen CSEC selama ini tidak terlalu banyak diekspos ke publik, kendati mempekerjakan sekitar dua ribu pegawai. Kanada merupakan bagian dari jejaring intelijen “Lima Mata” yang saling berbagi informasi intelijen bersama AS, Inggris, Selandia Baru, dan Australia.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal, dalam konferensi pers di kantor Kemenhub, Jakarta, Kamis, 28 Maret 2024.

Layani Pemudik, Kemenhub Minta KAI dan KCIC Tambah Armada KA Feeder Whoosh

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal mengakui kurangnya armada KA Feeder yang beroperasi merupakan salah satu masalah yang dimiliki oleh KA Cepat Whoosh

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024