Bayi Ini Lahir di Tengah Hantaman Topan Yolanda

Lokasi amukan Topan Haiyan di Kota Tacloban Filipina
Sumber :
  • REUTERS/Lt Col Gaudie Lauron/Philippine Air Force/Handout
VIVAnews -
Declan Rice: Rodri Salah Satu Pemain Terbaik di Dunia
Keajaiban terjadi di tengah hantaman topan Yolanda/Haiyan di kota Tacloban, Filipina, yang luluh lantak. Seorang bayi mungil lahir dengan selamat, setelah ibunya terseret arus banjir dahsyat.

Otto Hasibuan Sebut Gugatan Sengketa Pilpres Anies dan Ganjar Sebuah Kemunduran

Diberitakan
MIND ID Pastikan Beri Manfaatan Bagi Daerah Wilayah Kerja, Begini Caranya
Inquirer News , Senin 11 November 2013, ibu bayi tersebut, Emily Sagalis, bahagia tak terkira saat dia dan buah hatinya selamat dari amukan badai. Bayi perempuan mungil itu lahir di bandara yang luluh lantak.


Sagalis melahirkan di kondisi yang tidak steril. Hanya beralaskan triplek yang kotor, di tengah reruntuhan bangunan, pecahan kaca dan besi. "Dia sangat cantik. Saya akan menamainya Bea Joy untuk menghormati ibu saya, Beatriz," kata Sagalis, menangis bahagia.


Suami Sagalis, Jobert, mengatakan bahwa istrinya yang hamil tua terbawa gelombang besar saat topan Yolanda menghantam rumah mereka di Tacloban, ibukota provinsi Leyte, salah satu tempat terparah dihantam badai. Lebih dari 10.000 orang diyakini tewas di tempat ini, ratusan korban lainnya jatuh di berbagai pulau.


Pria ini melihat sendiri gelombang dan angin kencang menyapu rumah kayu mereka di pesisir San jose. Dia mengatakan, seluruh permukiman terseret gelombang, termasuk manusia di dalamnya.


Wilayah itu luluh lantak, mayat-mayat bercampur baur dengan jutaan keping bangunan.


Di saat asa hampir putus, dia melihat istrinya mengambang, berpegangan pada puing. Saat air surut, dia lantas dilarikan ke sebuah gedung sekolah. Di lokasi itu, banyak korban dalam kondisi mengenaskan, kekurangan peralatan medis.


"Dia adalah keajaiban saya. Saya kira saya akan mati dengan bayi dalam perut saya, ketika gelombang tinggi datang dan membawa kami," kata Sagalis. Suaminya berdiri di sampingnya, menggendong si kecil.


Jobert mengisahkan, pada pukul 5 subuh tadi, istrinya itu tiba-tiba kontraksi. Mereka terpaksa berjalan beberapa kilometer untuk mencari bantuan. Beruntung, sebuah truk menawarkan tumpangan ke bandara, pos bantuan medis berlokasi.


Dokter militer yang menanganinya, Kapten Victoriano Sambale, mengatakan bahwa ibu muda itu telah pecah ketubannya ketika tiba di pos medis. Dia mengalami pendarahan.


"Ini kali pertama kami lakukan proses kelahiran di sini. Bayinya tidak apa-apa dan kami harus menghentikan pendarahan ibunya," katanya.


Kondisi yang tidak steril dan peralatan medis seadanya bisa mengakibatkan infeksi bagi ibu bayi itu. "Ibu ini masih terancam bahaya infeksi dan sepsis. Kami harus memberikannya antibiotik. Sayangnya kami kehabisan obat itu kemarin," ujar Sambale. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya