Aksi Penjarahan Hantui Lokasi Amukan Topan di Filipina

Kota Tacloban di Filipina hancur dihantam topan.
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro
VIVAnews -- Presiden Filipina, Benigno Aquino, mengaku akan memberlakukan keadaan darurat bagi negaranya demi menjamin keamanan pasca diterjang Topan monster, Haiyan. Pasalnya usai disapu Topan Haiyan, banyak terjadi aksi penjarahan, khususnya di kota Tacloban. 
Jokowi Launches Permanent Housing After Disaster in Central Sulawesi

Kantor berita Reuters, Senin 11 November 2013 melansir aksi penjarahan terjadi di beberapa toko. Menurut sebuah stasiun televisi sebuah mesin ATM bahkan turut menjadi target penjarahan. Ada sebuah mesin ATM ditemukan kosong. 
Gandeng IDH.ID, KoinWorks Sediakan Layanan Pay Later bagi UMKM dan Ritel

"Malam ini, sebuah kendaraan alat berat militer akan tiba di kota Tacloban untuk menunjukkan upaya Pemerintah mengatasi masalah ini dan menghentikan aksi penjarahan," ujar Aquino. 
Jalan Salib Kolosal di Ruteng Ikut Dijaga Remaja Muslim, Ribuan Orang Menyaksikan

Sebanyak 300 tentara telah dikerahkan oleh Aquino untuk membantu proses pemulihan di kota Tacloban. 

Aquino juga sempat kesal terhadap Badan Penanggulangan Nasional Bencana Filipina lantaran jumlah korban dan kerusakan tidak sinkron. Bahkan, sebuah stasiun televisi menunjukkan sikap Aquino yang tidak sabar mendengar penjelasan Kepala Badan Penanggulangan Bencana. 

"Bagaimana mungkin Anda mampu mengalahkan topan? Ini merupakan topan terbesar di muka bumi. Kami telah melakukan semua yang kami mampu dan sudah menyiapkan berbagai persiapan," ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana, Voltaire Gazmin. 

Terkait dengan aksi penjarahan, Ketua Organisasi Palang Merah Filipina, Richard Gordon mengatakan massa menyerang truk organisasinya di Jembatan Tanauan, Provinsi Leyte yang membawa makanan, tenda, dan air bersih. 

"Ada beberapa pencuri yang beroperasi di sini," ujar Gordon. 

Menurut sebuah laporan yang diturunkan harian Sun Star, truk itu membawa makanan dan air yang cukup bagi 25 ribu keluarga. Gordon lantas mencoba menghubungi polisi lokal untuk meminta tolong, tapi tidak ada satu pun orang yang menjawab teleponnya. 

Pengakuan adanya aksi penjarahan juga dibenarkan oleh Walikota Tacloban. Tecson John Lim. Menurutnya aksi penjarahan tidak bisa dicegah. 

"Ada penjarahan di mal dan supermarket besar. Mereka mengambil semuanya, bahkan peralatan elektronik seperti televisi. Barang-barang itu akan diperdagangkan lalu uangnya digunakan untuk membeli makanan," ujar Lim.

Namun, salah satu pelaku aksi penjarahan, Edward Gualberto, mengaku tidak dapat berbuat hal lain selain menjarah, karena perut dia dan keluarganya perlu diisi setelah tiga hari tak makan. 

"Saya sebenarnya orang yang baik. Tapi apabila Anda belum makan selama tiga hari, maka hal paling memalukan sekali pun akan dilakukan demi bertahan hidup," ujar Gualberto seperti dilansir laman GMA Network.

Ayah empat anak itu sengaja menjarah ke rumah-rumah warga yang tewas akibat Topan Haiyan demi mencari makanan yang masih dapat dikonsumsi. 

"Kami tidak memiliki makanan. Sementara kami butuh air dan benda-benda lain untuk bertahan hidup," kata dia. 

Usai setengah hari menyisir rumah warga, dia berhasil memenuhi tasnya dengan berbagai makanan seperti spageti, kaleng bir, deterjen, sabun, biskuit dan permen. 

"Topan ini telah membuat kami terpaksa melucuti harga diri. Namun saya bersyukur, keluarga saya masih selamat," imbuh dia. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya