Al-Qaeda Incar Uranium dan Rudal Peninggalan Khadafi

Parade Militer Tentara Libya
Sumber :
  • REUTERS/Esam Al-Fetori
VIVAnews -
Hasbi Hasan Dituntut 13 Tahun Bui, Pengacara: Tak Rasional, Seperti Balas Dendam
Walaupun Moammar Khadafi telah terbunuh dua tahun lalu, namun peninggalan persenjataannya masih tersebar di seluruh Libya. Persenjataan berat dan bahan baku bom nuklir masih bertumpuk, menjadi incaran para militan, terutama al-Qaeda.

CEO Freeport Temui Jokowi di Istana, Bahas Smelter hingga Perpanjangan Izin Tambang

Menurut laporan harian
Peremajaan Sawit Jauh dari Target, Airlangga: Hanya 50 Ribu Hektare per Tahun
The Times Inggris, Selasa 22 Oktober 2013, salah satu gudang senjata peninggalan rezim Khadafi terletak di sebuah gudang di wilayah selatan Libya. Di gudang senjata ini ada 4.000 rudal darat-ke-udara, setiap rudalnya mampu menjatuhkan sebuah pesawat penumpang.


Selain itu, di tempat ini juga ada ribuan barel uranium
yellowcake
, bahan utama pembuat senjata nuklir. Data Badan Atom Energi Internasional (IAEA) menunjukkan ada 6.400 barel yellowcake di gudang ini.


Bharuddin Midhoun Arifi, mantan penyelundup manusia yang menjadi komandan yang membawahi 2.000 tentara di kota Sabha, adalah salah satu penjaga amunisi berharga ini. Dia mengatakan, al-Qaeda pernah menawarinya US$1 juta (Rp11,2 miliar) untuk membeli persenjataan itu.


"Saya menolaknya, mengatakan pada mereka bahwa ini adalah pemerintah," ujar Arifi.


Dia mengaku takut, suatu saat al-Qaeda atau negara-negara Barat akan menyerangnya. "Kadang saya takut al-Qaeda menangkap saya. Saya juga khawatir Amerika, Prancis atau Inggris akan menembak rudal dari laut untuk menghancurkan apa yang saya lindungi ini," kata Arifi.


Barel-barel ini ditumpuk di dalam gudang. Beberapa di antaranya diduga telah dikirimkan untuk para pejuang di Suriah dalam melawan tentara Bashar al-Assad. Belum ada langkah untuk memusnahkan uranium tersebut, walaupun PBB telah mendesak pemerintah Libya.


Barat paling khawatir jika rudal-rudal Libya berhasil jatuh ke tangan al-Qaeda. Pasalnya, organisasi yang dicap AS teroris ini bisa berkeliaran dengan bebas pasca kejatuhan Khadafi.


"Al-Qaeda takut sama Khadafi. Tidak ada yang berani masuk ke perbatasan Libya," kata Kolonel Faraj Adem, pejabat militer senior.


"Tapi sekarang Khadafi tiada, al-Qaeda bebas keluar masuk sesuka mereka. Mereka memilih wilayah ini untuk membangun pasokan senjata dan kekuatan sekali lagi. Tidak ada pengendalian senjara gini. Kau ingin membeli MANPADS (Sistem pertahanan udara portabel)? Sangat mudah," lanjurnya lagi. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya