Di Sela-Sela KTT APEC, AS dan Rusia Bahas Suriah

Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov (kiri) dan Menlu AS John Kerry
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVAnews - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, dan Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, bertemu untuk membahas soal krisis Suriah.  Pertemuan berlangsung di sela-sela Pekan KTT APEC, Senin 7 Oktober 2013.

Dalam pertemuan tersebut, Kerry memuji proses pelucutan senjata Suriah sebagai contoh hebat dalam kerjasama global dengan mitranya, Rusia. Laman Russian Today, melansir Kerry turut memuji Pemerintah Suriah dan masyarakat internasional atas komitmen mereka untuk memusnahkan seluruh senjata kimia yang dimiliki oleh rezim Presiden Bashar al Assad.

"Saya rasa, ini juga adalah sebuah pujian bagi rezim Assad untuk terus mematuhi resolusi PBB sesuai dengan prosedur," ungkap Kerry ketika memberikan keterangan pers bersama Lavrov. Dia menambahkan semoga proses itu adalah awal yang baik dan diharapkan akan terus berlanjut.

"Ini merupakan permulaan yang baik dan kami harus menyambut baik permulaan tersebut," ujar dia.

Dalam kesempatan itu dia menyatakan AS dan Rusia sepakat untuk mendorong PBB agar segera menentukan waktu menghelat sebuah konferensi perdamaian mengenai Suriah. Diharapkan konferensi itu dapat terealisasi di pekan kedua bulan November.

"Kami akan mendorong supaya tanggalnya segera ditentukan," kata dia.

Selain itu kedua pihak turut mendorong Suriah agar membawa isu ini ke dalam pertemuan di Jenewa, Swiss yang dikenal sebagai "Pertemuan Jenewa 2". Kerry menambahkan kedua pihak sepakat untuk tidak memberlakukan solusi militer dalam menyelesaikan isu Suriah.

"Kami kembali setuju bahwa tidak akan ada solusi militer dan kami berbagi kepentingan yang sama untuk tidak melakukan sesuatu yang ekstrimis. Oleh sebab itu, pada hari ini, kami kembali berkomitmen untuk melakukan upaya spesifik untuk mendorong agar pertemuan Jenewa terealisasi secepatnya," tutur Kerry.

Kedua Menlu, menurut kantor berita Xinhua, turut menandatangani sebuah kesepakatan soal pengurangan risiko pusat senjata nuklir di Washington dan Moskow. Kesepakatan itu dibentuk kali pertama tahun 1987 silam untuk memfasilitasi verifikasi kesepakatan pengendalian senjata.

Hattrick! Pendeta Gilbert Dilaporkan Lagi soal Penistaan Agama ke Polda Metro

Paling Produktif

Menurut Kerry, pertemuan yang dihelat hari itu merupakan yang paling produktif terkait bersama dengan Menlu Rusia. Pasalnya kedua Menlu terlibat dalam pembicaraan yang sangat panjang, termasuk dalam pembicaraan mendatang dengan Iran untuk mengakhiri program nuklir mereka yang kontroversial.

Pada Minggu kemarin, Pemerintah Suriah sudah mulai memusnahkan senjata kimia mereka. Hal itu berdasarkan pantauan dari tim internasional yang ditugaskan untuk mengawasi jalannya proses pemusnahan senjata tersebut.

Tim PBB telah terbang ke Damaskus pada Selasa esok untuk melucuti senjata kimia milik Assad bersama organisasi OPCW. Assad diduga memiliki persediaan 1000 ton senjata kimia.(np)

Perbasi Apresiasi Sukses Pelita Jaya Tembus Babak Utama BCL Asia
Sekretaris Jenderal DPP PKS Habib Aboe Bakar

Sekjen PKS: Kalau Pak Prabowo Datang Kita Akan Beri Karpet Merah Sebagai Presiden Pemenang

Partai Keadilan Sejahtera, siap menggelar karpet merah untuk Prabowo Subianto, Presiden terpilih Pilpres 2024. Itu akan dilakukan jika Prabowo hadir di halal bi halal PKS

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024