Forum DK PBB, RI Tekankan Pentingnya Diplomasi di Suriah

Menlu RI, Marty Natalegawa, pidato di Sidang Umum PBB 2011
Sumber :
  • REUTERS/Jessica Rinaldi
VIVAnews
Bukan Dibakar, Begini Cara Buktikan Keaslian Madu Murni
– Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menekankan pentingnya negara-negara anggota PBB untuk tetap mengedepankan diplomasi sebagai solusi berbagai konflik. Dengan menggunakan diplomasi sebagai cara utama, ujar Marty, kawasan Asia Tenggara kini muncul sebagai kekuatan baru yang aman dan kondusif.

Wakil Ketua DPD Mahyudin Harap Keberhasilan Timnas Indonesia U-23 Memotivasi Anak Muda Bangsa

Dalam pidato Marty di forum Dewan Keamanan PBB New York seperti tertulis dalam rilis Kemlu yang diterima
Istri Ungkap Kondisi Terkini Parto Patrio Usai Jalani Operasi
VIVAnews , Sabtu 28 September 2013, Indonesia meyakini bahwa perkembangan ekonomi dan sosial di kawasan Asia Tenggara yang cukup pesat, merupakan bukti nyata ampuhnya diplomasi sebagai alat pencipta perdamaian.


“Keutamaan menggunakan diplomasi dan pencapaian perdamaian konflik perang telah menjadi fundamental di kawasan kami, Asia Tenggara. Bersama negara ASEAN lainnya, Indonesia telah bekerja secara konstan untuk membangun kawasan yang memiliki kapasitas untuk mengelola dan mengatasi berbagai potensi konflik,” kata Marty.


Kawasan ASEAN disebut Marty sebagai penyumbang perdamaian dan keamanan internasional. Hal itu turut membuktikan bahwa kesepuluh negara anggota ASEAN siap menyambut datangnya Masyarakat Komunitas ASEAN pada akhir tahun 2015.


Oleh sebab itu Marty menyambut baik perkembangan konflik Suriah yang akhirnya memilih jalur penyelesaian diplomasi. “Perkembangan dari isu senjata kimia di Suriah jelas merupakan bukti nyata bahwa diplomasi lagi-lagi berhasil,” kata dia.


Terkait Suriah, Marty mengatakan ada tiga hal penting yang perlu dilakukan oleh masyarakat internasional, yaitu menunda aksi kekerasan, memfasilitasi bantuan kemanusiaan, dan memulai proses politik inklusif sesuai dengan harapan rakyat Suriah.


Momentum diplomasi, ujar Marty, juga terbukti dapat menghidupkan kembali pertemuan antara Palestina dan Israel untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan yang dihadapi keduanya. Terkait isu ini, Marty berharap kedua pihak tetap merujuk kepada resolusi yang dikeluarkan oleh Sidang Umum dan Dewan Keamanan PBB.


Diplomasi, lanjut Marty, juga dapat menjadi alat untuk mencari titik kebuntuan Putaran Doha (DDA). Marty menekankan pentingnya mengedepankan kerja sama dan kolaborasi ketimbang perpecahan dan konflik untuk memecah kebuntuan DDA.


“Agenda pembangunan Doha harus dapat diterapkan di semua negara, baik besar atau kecil, baik negara maju maupun berkembang. Kita semua harus berbagi tanggung jawab,” ujar Marty.


Isu toleransi dan kebebasan beragama juga menjadi sesuatu yang harus terus dipertahankan di semua tingkat. Marty meminta semua pihak membuang jauh-jauh prasangka dan sikap tidak menghormati antarnegara.


"Membangun kemitraan dalam harmoni dan saling menghormati itu jauh lebih penting. Oleh sebab itu Indonesia menyadari tanggung jawab khusus sebagai tuan rumah penyelenggaraan Forum Aliansi Nasional Peradaban Global tahun 2014,” kata Marty.


Melalui forum tersebut, Marty ingin menunjukkan kepada dunia bahwa tujuan Indonesia selalu satu, yakni mempromosikan persatuan dalam perbedaan atau Bhinneka Tunggal Ika. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya