Dubes India Gurjit Singh Bicara "Diplomasi Bollywood"

Duta Besar Dubes India untuk Indonesia Gurjit Singh
Sumber :
  • VIVAnews / Renne Kawilarang

VIVAnews - India patut berterimakasih kepada para pelaku industri film nasional, mulai dari aktor/aktris, sutradara, produser, penata lampu hingga juru rias. Berkat kreativitas dan kerja keras mereka, yang mampu memproduksi hingga 1.000 film per tahun, India makin dikenal dunia.

Dikenal dengan julukan populer "Bollywood," industri film yang berbasis di Kota Mumbai itu tahun ini sudah berusia satu abad. Untuk merayakannya, Kedutaan Besar India mengundang sejumlah pelaku industri Bollywood ke Jakarta untuk berbagi pengalaman dengan para kolega mereka di Indonesia di bulan September 2013. Selain itu juga diputar sejumlah film Bollywood terkenal dari masa ke masa untuk publik.

Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Sebagai penggemar film, Duta Besar Gurjit Singh memaparkan bahwa hiburan asal Bollywood punya ciri khas khusus ketimbang film-film asal Hollywood maupun dari negara lain. "Dalam satu film Bollywood, semuanya lengkap. Ada kisah roman, cerita laga (action), tari-tarian, kebahagiaan, kesedihan, dan lain-lain. Semua diramu ke satu film," kata Singh.

Dalam wawancara di ruang kerjanya dengan VIVAnews, Dubes Singh dengan antusias menjelaskan bagaimana industri Bollywood tidak sekadar menghibur penonton, namun telah menjadi salah satu motor perekonomian bagi India, dengan mempekerjaan jutaan orang dan menghasilkan pendapatan miliaran dolar setiap tahun. Dia pun memaparkan bagaimana film-film Bollywood pun kini dimanfaatkan sebagai "alat diplomasi" India untuk mempererat hubungan dengan berbagai negara, termasuk Indonesia.

Memimpin korps diplomatik India untuk Indonesia sejak 2012, Dubes Singh pun menjelaskan panjang lebar perkembangan hubungan negaranya dengan Indonesia saat ini dengan menggarap sejumlah kerjasama, salah satunya adalah pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat desa untuk menunjang perekonomian setempat.

Dubes Singh juga bersedia menjelaskan perkembangan penegakan hukum atas sejumlah kasus perkosaan di negaranya, yang belakangan ini turut disorot masyarakat internasional. Dia mengungkapkan bahwa saat ini pihak berwenang di India tidak saja menerapkan hukum yang lebih tegas kepada para pelaku perkosaan, namun juga meningkatkan pendidikan kepada masyarakat akan pentingnya menghormati hak-hak dan martabat kaum perempuan.

Berikut rincian wawancara dengan Dubes Singh:

Berbicara mengenai India, publik di Indonesia sebagian besar langsung teringat Bollywood sambil menyebut aktor dan aktris terkenal, seperti Amitabh Bachan, Sharukh Khan, dan Kareena Kapoor. Apa yang menyebabkan Bollywood menjadi ikon nasional India?

Dunia perfilman India saat ini telah berusia 100 tahun. Film pertama dibuat pada tahun 1913 dan mereka mengambil cerita rakyat untuk diangkat ke layar lebar. Film ini langsung mencuri perhatian publik.

Perlahan-lahan, para sineas mulai menulis skenario mereka sendiri. Evolusi yang terjadi sangat cepat dan India sangat menyukai hiburan, sehingga bioskop tersedia di seluruh wilayah India. Itu hiburan, seni dan bisnis yang baik. 

Oleh sebab itu, dunia perfilman di India sangat populer di India. Kami memproduksi 1000 film setiap tahunnya.

10 Negara Ini Dicap Paling Malas Gerak Sedunia, Kok Bisa?

Itu menjadikan kami negara produsen terbesar film di seluruh dunia. Dengan semua alasan itu, film dianggap merupakan saluran hiburan terbesar di India.

Apa yang menyebabkan Bollywood berbeda dari Hollywood atau industri film lainnya di dunia?

Saya kira saat industri dunia perfilman muncul di India, sejak awal mereka sudah menargetkan pangsa pasar yang besar, sehingga harga tiket yang dijual selalu murah untuk menarik penonton yang sama agar menonton cerita dongeng.

Sudah menjadi tradisi di India, bahwa untuk tetap menjaga harga tiket murah. Jenis film yang ditawarkan juga begitu beragam.

Lainnya apa yang Anda lihat dari film India adalah formula yang rumit. Dalam satu film terdapat berbagai plot cerita, mulai dari romantisme, action, tarian, kebahagiaan dan kesedihan.

Deretan Negara yang Ternyata Penduduknya Paling Cepat Meninggal di Dunia

Semua diramu dalam satu film dan itu sudah menjadi tipikal film Bollywood. India memiliki beragam jenis film, mulai dari komedi hingga film serius, namun inti film Bollywood, semuanya menawarkan hiburan. Itu yang menjadi pembeda film dari negara kami dengan Hollywood.

Seberapa besar kontribusi yang diberikan film Bollywood bagi pertumbuhan ekonomi India?

Saya kira film merupakan memberikan sumbangan yang besar bagi perekonomian India dalam beberapa hal. Pertama, Bollywood merupakan unsur pemersatu terbesar.

Walaupun Bahasa Hindi bukan bahasa pertama yang digunakan, tetapi film-film Hindi sangat populer, sehingga film dapat menyatukan negara ini. Walaupun kami tidak memiliki bahasa nasional, tetapi Bahasa Bollywood sudah menjadi hal umum dan dimengerti di mana pun.

Kedua, industri film Bollywood memberikan lapangan pekerjaan kepada dua juta orang secara langsung dan 35 juta orang secara tidak langsung, tergantung kepada industrinya. Industri pertelevisian menjadi bukti nyata pertama dari kisah sukses Bollywood.

Kami hanya memiliki satu saluran, di mana musik dan film menjadi tema utama. Bahkan, saat ini, sudah ada beragam saluran film di televisi India. Jadi dalam perekonomian India saat ini, film Bollywood menyumbang US$4 miliar. Dan saya pikir itu jumlah yang besar.

Terkait dengan Festival Film India yang akan digelar September 2013, bagaimana Pemerintah India memanfaatkannya sebagai alat diplomasi ke seluruh dunia?

Kami memahami bahwa begitu banyak orang di seluruh dunia menyukai Bollywood. Mereka yang menyukai film itu, tidak hanya diaspora India saja tetapi juga publik dari belahan dunia lainnya, seperti publik Indonesia, Rusia, Thailand, Mesir, Ethiophia, dan Kenya.

Saya melihat ada koneksi antara masyarakat di negara itu dengan kecintaan mereka terhadap hiburan semacam ini.

Hubungan ini turut menyingkap koneksi luas dan emosional yakni kebudayaan. Kami tahu Bollywood sangat populer, sehingga ketika film Bolllywood memasuki periode 100 tahun, kami ingin turut merayakannya di mana film Bollywood begitu populer. Itu sebabnya kami merayakan pula di Indonesia.

Bagaimana pemerintah India menggunakan "Diplomasi Bollywood" ini untuk memperkuat hubungan dengan Indonesia?

Sejauh ini langkah yang ditempuh baru Pemerintah India ke Indonesia. Namun saya ingin memperluas itu. Saya berpikir untuk mengadakan seminar, di mana kami ingin membawa industri film di kedua negara, khususnya yang dikelola swasta ke tingkat yang lebih tinggi.

Di tingkat pemerintahan, saya berniat untuk berbicara dengan Kementerian di Indonesia dan melihat apakah memungkinkan untuk dibuat pra produksi film bersama.

Mungkin kedua negara dapat terlibat dalam kerjasama pembuatan film, serial drama televisi. Sehingga India memiliki kesempatan untuk tampil di Indonesia dan sebaliknya.

Hal itu dapat meningkatkan sektor pariwisata, peluang bisnis yang oke dan koneksi artistik.

Saya tidak tahu apakah Anda pernah menonton film kami sebelumnya, tetapi apakah mungkin bagi film-film Indonesia untuk mencari celah pasar di India?

Di India, kami memiliki pasar bagi film dari berbagai jenis, sehingga peluang itu tetap memungkinkan. Tetapi yang mengerjakan bukan pemerintah, melainkan di tataran bisnis.

Seseorang di India harus mengimpor film Indonesia. Sehingga terlepas dari perayaan 100 tahun film India, kami dapat membangun jejaring bisnis. Hal lainnya adalah India akan dengan senang hati menjadi tuan rumah bagi penghargaan film Indonesia.

Apakah itu sudah pernah dilakukan sebelumnya?

Saya tidak tahu, namun dengan senang hati membantu.

Kami penasaran terhadap beberapa elemen yang ada di dalam film Bollywood. Pertama, mengapa selalu ada adegan tari dan menyanyi dalam film Bollywood?

Film-film Bollywood pada dasarnya mencoba untuk melibatkan penonton agar dapat menjadi bagian dari film itu. Ketika Anda menyaksikannya, Anda seolah-olah ada di dalam film itu.

Di dalam film itu, ada banyak hal nyata dan mimpi yang ditawarkan. Untuk sementara waktu, Anda diajak keluar dari kehidupan Anda dan melihat sesuatu yang lebih luas. Tarian dan lagu merupakan bagian dari imajinasi.

Film Bollywood membuat imajinasi Anda semakin membentang luas. Imajinasi itu kerap kali juga terjadi di luar negeri. Sehingga tak heran apabila ada adegan, malam di kota Paris, romansa di Tokyo, kehidupan malam di London.

Banyak film Bollywood yang mengambil lokasi syuting di luar negeri. Selain itu, akan lebih banyak lagi film India yang turut mengambil lokasi syuting di Indonesia dan mengajak para artisnya menjadi tokoh utama. 

Seperti ada sebuah film yang mengambil lokasi syuting di Spanyol. Film juga merupakan salah satu alat promosi yang ampuh dibandingkan cara lainnya, sehingga banyak bisnis yang terlibat di dalamnya.

Anda sebelumnya mengatakan India memproduksi 1000 judul film per tahun...

Di dalam banyak bahasa ya. Kebanyakan film India menggunakan Bahasa Bollywood, tetapi juga ada ragam film India yang menggunakan Bahasa Tamil, Telugu, Punjabi dan lainnya.  

Setahu kami, India juga memiliki badan sensor khusus di bawah Kementerian Informasi dan Penyiaran. Apakah mereka sanggup memeriksa satu per satu film-film ini?

Mereka harus sanggup memeriksa semuanya. Biasanya label yang diberikan oleh badan sensor hanya ada dua: universal (U) dan dewasa (A). Tapi saat ini panduan dan label yang diberikan lebih banyak. Kadang mereka memotong beberapa adegan yang ada di dalam film, tapi banyak juga yang diloloskan. 

Kami menyadari standar sensor berubah seiring dengan berlalunya waktu, contoh untuk film bertemakan percintaan, maka akan lebih banyak label yang diberikan.

Apakah badan sensor meloloskan adegan intim seperti pelukan dan ciuman?

Ya, kini banyak film yang menampilkan adegan itu dan lolos sensor. Itu salah satu yang berubah, tetapi tidak boleh ada adegan bugil.

Terkait dengan adegan kekerasan dan bahasa yang kasar, badan sensor tetap memberlakukan aturan yang ketat. Mereka tetap tidak akan meloloskan adegan itu.

Apakah ada film yang dilarang beredar di India?

Ya, ada beberapa film India yang dilarang beredar di masa lalu. Tapi sangat jarang.

Apakah film India telah menjadi raja di negaranya? Film mana yang lebih dipilih oleh masyarakat? Bollywood atau film asing?

Masyarakat biasanya memilih film bertemakan hiburan.

Apakah dari semua jenis film?

Iya. Apabila Anda memperhatikan tiga film tersukses tahun ini bertemakan hiburan, seperti film Chennai Express, Yeh Jawaani Hai Deewani dan Race 2.

Namun ada gerakan paralel, di mana publik juga menyukai film bertema serius. Untuk film bertema serius dapat sukses karena dibuat dengan anggaran minim.

Jadi para sineas sengaja memotong anggaran pembuatan film untuk mendapat keuntungan lebih. Mereka tidak memproduksi film seperti yang biasa dibintangi oleh Sharukh Khan dan Salman Khan.

Bagaimana menurut Anda kualitas film India akhir-akhir ini?

Saya kira kualitas film India dari tahun ke tahun semakin baik, terutama dari segi efek visual.

Kami dengar banyak film Bollywood yang akhirnya berhasil menembus pasar internasional dan meraih penghargaan sekelas Oscar.

Betul sekali. Bahkan beberapa film sudah banyak yang menggunakan teknik efek film yang baik. Contohnya seperti film yang dibintangi Sharukh Khan, Ra One. Apabila saya membandingkan dengan film yang biasa ditonton dulu, terlihat sekali perkembangannya, khususnya dari segi cerita dan teknik efek pembuatan.

Apa film Bollywood favorit Anda?

Film favorit saya berjudul "Mother India," yang bercerita soal perubahan sosial yang besar dan pemberdayaan wanita. Film itu dibuat tahun 1957. Itu merupakan film yang dibuat ulang dari film serupa tahun 1940. Saya kira film ini membawa pesan sosial yang sangat kuat.

Tapi saya juga menyukai film komedi seperti "Jaane Bhi Doyarroon." Itu merupakan film yang lucu. Anda harus menontonnya, akan tayang di festival film nanti.

Saran seperti apa yang dapat diberikan kepada Indonesia agar industri film nasional sama populernya seperti di India?

Kami tidak memiliki saran apa pun karena hanya ingin berbagi pengalaman dalam pekan film dan seminar. Kami berusaha untuk memboyong para sineas film dari India, lalu turut menghadirkan sineas asal Indonesia, dan pemerintah, supaya dapat berdiskusi. 

Kami tidak merasa model film yang kami miliki saat ini adalah yang terbaik. Kami kira Indonesia pasti memahami pasarnya lebih baik ketimbang kami. Tujuan saya hanyalah untuk menjalin kerja sama demi mencapai sesuatu yang lebih besar.

Hubungan Bilateral


Bagaimana menurut Anda hubungan bilateral antara Indonesia dengan India selama 62 tahun ini? Di bidang apa yang perlu ditingkatkan lagi?

Hubungan bilateral kedua negara semakin kuat dan stabil. Kami memiliki hampir 50 kerja sama bilateral antar pemerintah. Saya kira, kedua negara bekerja dengan baik. Tahun 2012/2013, merupakan tahun yang baik bagi kedua negara.

Kedua negara memiliki komisi bersama, Menlu Marty Natalegawa juga baru saja berkunjung ke India. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga baru saja ke India untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Tinggi Asia Timur.

Kami memiliki tim khusus luar negeri di Indonesia untuk berkonsultasi. Bulan lalu, baru saja hadir pejabat senior India untuk berdiskusi soal hubungan bilateral. Saya pikir hubungan bilateral sudah semakin baik. 

Di bidang apa yang ingin saya tingkatkan lagi? Tentu saja di bidang ekonomi. Membuat kerangka kerjasama yang lebih baik, memiliki lebih banyak perdagangan terbuka, lebih banyak isu yang diselesaikan bersama dan lebih banyak lagi investasi dari kedua negara.

Yang perlu ditingkatkan lagi yakni penguatan kapasitas dan SDM. Baru-Baru ini kami baru saja menyerahkan peralatan di bidang konstruksi melalui Vocational Training Center for Construction Sector (VTCC) di Banda Aceh. Sudah ada 1200 orang Indonesia yang merasa diuntungkan dari adanya fasilitas itu.

Ke depannya kami ingin bekerja lagi lebih erat dengan Indonesia untuk memberdayakan generasi muda demi menciptakan lebih banyak lapangan pekerjaan di negera mereka sendiri.

Apakah Anda bisa menceritakan sedikit bagaimana Pemerintah India mengedukasi warganya agar bisa unggul di bidang teknologi dan informasi? Apakah sudah ada kerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kualitas TI?

Kami banyak berinvestasi pada anggaran bidang sains, sehingga memiliki lulusan yang ahli di bidang itu. Universitas di Indonesia tidak berfokus ke sana yang tidak mencurahkan perhatian begitu banyak ke bidang sains.

Maka kami ingin bekerja sama lebih dekat dengan mereka di bidang TI. Salah satunya yang akan dijalin yakni dengan Universitas Sam Ratulangi di Menado. Mereka sudah menyatakan minatnya untuk membangun bidang TI, sehingga kami bawa pemimpin perusahaan terkenal IT dari India ke sana. 

Sementara kami juga sudah berbicara dengan ITB untuk mengekslplorasi ide baru. Kami juga sedang menjajaki dengan beberapa perusahaan India yang mendanai pengembangan di sektor TI untuk terus membangun bidang tersebut.

Program semacam ini tidak ingin melakukannya di bidang pendidikan, tetapi menyatukannya di bidang investasi kami. Perusahaan India berinvestasi untuk mendidik orang-orang untuk menjadi pegawai di sana, sehingga saat ini terasa hasilnya.

Pada malam perayaan hari Nasional India di Jakarta Januari lalu, Anda mengatakan India tengah menjajaki kerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan. Bagaimana kerjasamanya saat ini dan program nyata apa saja yang sudah dibuat?

Dua dari tiga program sudah direalisasikan. Pertama, utusan khusus pengentasan kemiskinan dari Indonesia berkunjung ke India dan bertemu dengan beberapa pejabat senior dan warga pedesaan di sana untuk berdiskusi mengimplementasikan sebuah program bertajuk "Mahatma Gandhi National Rural Employment Guarantee Scheme." Dari sana dimulai diskusi soal apa yang dapat dilakukan bersama.

Satu hal yang pasti, di bawah program tersebut, beberapa tenaga terlatih akan berangkat tahun ini lebih beragam dalam mengembangkan isu pembangunan. Kami sedang berupaya untuk melihat apakah dapat membangun kemitraan dengan Indonesia. Saat ini masih ada di tahap diskusi. Diharapkan hal itu dapat terealisasi dalam bentuk program bersama. 

Dari proses berbagi pengalaman, beralih ke diskusi dan membentuk sebuah program

Ada berapa jumlah diaspora India di Indonesia dan di seluruh dunia?

Di Indonesia ada sekitar 100 ribu, sedangkan di seluruh dunia mencapai 50 juta. Tahun ini, kami baru saja menggelar sebuah acara mengenai diaspora India. Satu diselenggarakan di Medan dan satu lagi di Jakarta. Acara itu berfokus kepada melebarkan bisnis dengan melibatkan diaspora. 

Diaspora India khususnya pengusaha juga dapat memahami Indonesia. Ke depannya kami paham bahwa diaspora India di Indonesia sudah hampir selama empat generasi.

Mereka akhirnya menjadi bagian dari Indonesia, oleh sebab itu kami berharap melalui mereka, Pemerintah India dapat lebih memahami Indonesia dan kami akan terus berupaya fokus ke poin itu. 

Apakah kami memiliki kendala? Tiap negara memiliki sifat diaspora yang berbeda. Seperti di awal tahun ini, ada permasalahan di Arab Saudi.

Banyak tenaga kerja kami yang menghadapi masalah dengan aturan ketenagakerjaan yang baru di sana. Dalam hal itu, saya rasa, India dan Indonesia sepakat bahwa keduanya mengalami masalah serupa. Bahkan dalam kebijakan pengembangan diaspora pun, kami masih mengalami masalah dari waktu ke waktu.

Salah satu poin yang didiskusikan oleh Pemerintah Indonesia dalam kongres II Diaspora di Jakarta baru-baru ini yaitu harus melihat kepada cara Pemerintah India dalam mengelola diasporanya. Hal itu dapat terjadi karena Pemerintah India memberikan begitu banyak kemudahan bagi para diasporanya melalui kartu identitasi orang India (PIO). Apakah benar demikian?

Terima kasih. Kami belum menjadi yang terbaik dalam hal itu. Namun berupaya untuk terus jadi yang terbaik.

Salah satu hal terbaik dalam situasi perekonomian akhir-akhir ini yaitu tetap banyak diaspora India yang membawa dana dalam jumlah besar masuk ke negara kami yang turut membantu kami dalam menghadapi situasi ekonomi saat ini.
 
Bahkan saat ini sebuah kebijakan khusus yang segera diberlakukan saya rasa untuk membuat diaspora lebih banyak menginvestasikan dana nya untuk India, sehingga hal itu dapat membantu perekonomian dan investasi luar negeri. Kedua, saat diaspora India berinvestasi ke India, kami tidak mengenakan pajak apa pun.

Tidak ada pajak yang dikenakan. Sebagai contoh apabila ada orang India yang berinvestasi senilai US$100 ribu maka seharusnya dikenakan pajak bunga, namun apabila diaspora India melakukan hal itu berdasarkan program diaspora, maka tidak akan ada pajak bunga yang dikenakan.

Kalau mereka berinvestasi di pasar saham, maka itu masih dikenakan pajak. Remitansi juga tidak dikenakan pajak.

Apakah diaspora India turut berkontribusi kepada perekonomian Indonesia?

Saya kira dan yang saya dengar begitu. Diaspora Indonesia pun turut berkontribusi terhadap perekonomian dalam negeri.

Pemerintah mulai ingin menjangkau warga Indonesia di luar dan membuat kebijakan yang berpihak kepada mereka. Saya nilai itu baik dan itu harus terus dilanjutkan, karena itu ide yang baik.

Banyak warga Indonesia yang bekerja dan tinggal di luar negeri, maka mereka harus menginvestasikan dananya di sini, ketimbang di tempat lain. Itulah yang kami katakan kepada para diaspora kami di India. Walaupun kami turut mendorong para diaspora India untuk kuliah, bekerja dan berinvestasi di Indonesia. Namun prioritas mereka tetap berinvestasi ke India.

Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Forum Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) selama 1-8 Oktober 2013. Kabarnya India ingin menjadi anggota APEC, apakah benar begitu?

Sebelum menanyakan agenda kepada kami, APEC terlebih dahulu harus memperjelas apakah organisasi mereka terbuka bagi anggota baru karena, yang saya tahu, APEC belum membuka keanggotaan lagi.

Apabila mereka setuju untuk menambah anggota, kami sempat menyatakan minat untuk bergabung beberapa tahun lalu.

Kami telah menjadi anggota ASEAN Plus, East Asia Summit (EAS) dan ASEAN Refional Forum (ARF).

Apakah itu sebabnya India tertarik untuk menjadi anggota APEC?

Anda tahu, APEC telah hadir sebelum EAS. Tapi kami telah menjadi anggota EAS lebih dulu. Bagi kami EAS merupakan forum yang penting, sementara APEC belum menerima anggota baru selama beberapa tahun.

India menerapkan kebijakan "Melihat ke Timur" sehingga melebarkan hubungannya dengan negara-negara Asia Timur. Banyak anggota EAS dan negara Asia Timur, yang itu juga termasuk negara-negara Asia Tenggara, merupakan anggota APEC.

Apabila memang ada kesempatan untuk memperluas itu, maka India akan mempertimbangkannya. Apabila kami memberikan pernyataan saat ini, maka dinilai masih terlalu dini, karena APEC hingga saat ini belum membuka keanggotaan baru.

Sama seperti keanggota di Dewan Keamanan PBB, India mengatakan kami ingin menjadi salah satu anggotanya, karena kami merasa harus ada di sana.

Hal berbeda terjadi di APEC. APEC memiliki aturannya sendiri. Ketika mereka mengubah kebijakannya untuk menerima anggota baru, India akan mencoba mempertimbangkannya.

Duta Besar India Gurjit Singh (tengah)

Keterangan Foto: Duta Besar India untuk Indonesia, Gurjit Singh (tengah), bersama Wakil Menlu RI dan Sekretaris Jenderal ASEAN dalam perayaan Hari Nasional India di Jakarta Januari 2013. (VIVAnews / Renne Kawilarang)

Masalah Perkosaan

Terkait dengan isu domestik, Pengadilan di New Delhi akhirnya menjatuhkan vonis mati kepada keempat pelaku tindak pemerkosaan atas seorang mahasiswi beberapa waktu.Kebijakan itu bahkan mendapat sambutan baik dari publik di Indonesia yang mengikuti berita atas kasus itu.Apakah menurut Anda hukuman mati itu pada akhirnya akan mencegah kasus serupa di masa datang?

Seperti yang Anda ketahui, hukuman mati seharusnya menjadi pencegah kejadian serupa tidak terulang kembali. Apa yang saya perhatikan, tindak pelaporan terhadap kejahatan itu kian tinggi, sehingga seolah-olah begitu banyak kasus pemerkosaan yang terjadi.

Saya pikir, kasus ini mengubah pemikiran banyak pihak, bahwa mereka harus keluar untuk melaporkan kasus itu. Apabila tidak, maka mereka sendiri yang akan menderita.

Ada sebuah komite yang dibentuk oleh Pemerintah India dan dikepala oleh Ketua Mahkamah Agung yang memberikan keputusan apa yang sebaiknya dilakukan.

Tapi mereka tidak menjelaskan bahwa hukuman mati untuk pelaku tindak pemerkosaan. Hukuman mati diberlakukan hanya apabila mengakibatkan korban jiwa dan itu terjadi dalam kasus pemerkosaan Desember 2012 lalu, sehingga saat ini memicu banyak perdebatan.

Tapi bagi saya yang terpenting adalah mengedukasi para pria dan meningkatkan kepekaan mereka soal hak-hak perempuan. Karena penyerangan terhadap perempuan, merupakan penyerangan terhadap martabat.

Itu sesuatu yang tidak dapat kami terima. Namun hal itu tidak dapat diatasi hanya dengan memberlakukan hukum.  Itu merupakan hasil proses sosialisasi, proses dari perbaikan situasi di perkotaan. Kami harus mengatasi logika sosial.   

Itulah poin di mana pemerintah dan LSM dapat berperan.

Maksud Anda, selama tidak ada sosialisasi itu kepada warga India, maka aksi pemerkosaan akan bisa kembali terjadi?

Saya harap tidak ada lagi aksi pemerkosaan yang terjadi. Saya hanya melihat berdasarkan situasi dan berkomentar dari situ. Ada permasalahan yang serius menyangkut pelanggaran hak-hak perempuan termasuk pemerkosaan.

Selama banyak yang berani melaporkan aksi itu, maka kita akan semakin sering dihadapkan pada berita semakin tingginya tindak pemerkosaan di muka publik dan tercatat di pengadilan.

Menurut kami, kejahatan itu harus diproses sesuai hukum dan memberi hukuman. Tetapi saya juga mengharapkan adanya tindak pencegahan, yang dilakukan dengan memberikan pendidikan tadi.

Kendati sudah disahkan aturan baru pada bulan Maret lalu, laporan tindak pemerkosaan masih terus terjadi...

Ya, seperti yang saya katakan sebelumnya, hukum itu sendiri tidak dapat mencegah tindak pemerkosaan. Pola pikir lah yang seharusnya diubah.

Apa kebijakan terbaru Pemerintah India untuk memberikan rasa aman kepada kaum perempuan di negaranya?

Kami telah menyiagakan polisi di mana-mana. Saat ini bahkan akan ada polisi wanita di setiap kantor polisi untuk memberi kenyamanan kepada perempuan agar tidak ragu melaporkan tindak kejahatan yang mereka alami.

Kami juga berusaha menjelaskan hukum kepada masyarakat dan meningkatkan rasa peka kepada kolega kami dan mahasiswa di universitas. Masih banyak pekerjaan rumah yang masih harus dikerjakan.  (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya