Mubarak: AS yang Jatuhkan Saya, Bukan Rakyat Mesir

Mantan Presiden Mesir Hosni Mubarak
Sumber :
  • REUTERS/Stringer/Files
VIVAnews -
Pengemudi Fortuner Arogan yang Ngaku Adik Jenderal Buang Pelat TNI Palsu di Bandung
Mantan Presiden Mesir, Husni Mubarak, mengungkap bahwa penyebab dirinya terjungkal dari jabatannya pada tahun 2011 silam bukan dipicu karena adanya unjuk rasa besar-besaran. Melainkan karena didalangi oleh Amerika Serikat.

Ada Apa dengan Lolly? Ungkapan Capek dan Keinginan Hidup Tenang Jadi Sorotan

Laman
5 Fakta Menarik Jelang Timnas Indonesia vs Australia di Piala Asia U-23
Telegraph , Minggu 15 September 2013 melansir informasi itu diperoleh dari rekaman pembicaraan Mubarak yang bocor dengan pejabat penjara dan dokter pribadinya. Dalam beberapa pembicaraan terdengar jelas suara Mubarak yang menyebut AS sudah sejak lama ingin melengserkannya.


Bahkan sejak tahun 2005, hasil rekaman yang bocor itu kemudian dimuat di sebuah harian Mesir.


"Revolusi dimulai orang Amerika tahun 2005 silam. Saya dapat merasakan hal itu dan mereka pun juga mengatakan demkian. Saya sudah katakan bahwa saya akan meninggalkan kursi kekuasaan pada tahun 2011 dan tidak menyerahkan kursi presiden kepada putra saya," ungkap Mubarak dalam rekaman itu.


Alasannya tak menyerahkan kekuasaan kepada putranya, Gamal, karena dia merasa anak laki-lakinya sudah cukup terhina. Masih menurut rekaman itu, Mubarak awalnya menolak untuk berkompromi dengan para demonstran saat unjuk rasa besar-besaran digelar tahun 2011.


Dia juga setuju untuk mengikuti permintaan AS untuk tak lagi mencalonkan diri dalam pemilu yang akan dihelat pada September 2011 lalu atau bahkan menyerahkan kekuasaan kepada Gamal.


Namun, saat dia setuju dengan permintaan AS, situasinya sudah terlambat. Alhasil, Mubarak terjungkal dari kursinya. Mubarak mengaku ditekan oleh barat mengenalkan sistem demokrasi di kawasan Timur Tengah, khususnya pasca invasi tentara AS ke Irak.


Dalam pembicaraan itu, Mubarak juga mendukung figur militer yang kelak akan berkuasa menjadi presiden terpilih dalam pemilu di Mesir mendatang. Oleh sebab itu, dia mendukung apabila Menteri Pertahanan, Jenderal Abdulfattah al-Sisim, turut maju dan mencalonkan diri sebagai presiden untuk menggantikan Muhammed Mursi.


"Sosok presiden mendatang harus berasal dari kalangan militer yang memiliki karakter kuat dengan karisma," kata Mubarak.


Namun dia menolak apabila Jenderal Sami Enan, mantan Kepala Staff militer ikut maju ke dalam bursa pencalonan presiden. Menurut Mubarak, sosok presiden haruslah diisi wajah baru.


Dalam rekaman tersebut, dia juga terdengar mengomentari soal situasi yang kini tengah dialami pemerintahan sementara pimpinan Presiden Adly Mansour. Kata dia, situasi di Mesir akan lebih baik apabila dia yang masih berkuasa.


Mubarak terdengar memuji mantan Menteri Dalam Negeri yang menjabat di eranya, Habib el-Adly.


"Apabila el-Adly tidak dipenjara, maka dia dapat menyelesaikan semuanya hanya dalam waktu tiga hari saja," ucap Mubarak. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya