Krisis Ekonomi Italia Ikut Buat Susah Pria Hidung Belang

Ilustrasi pacaran.
Sumber :
  • REUTERS/Kham
VIVAnews
5 Bintang Arsenal Terancam Absen Lawan Man City! Perebutan Puncak Klasemen Makin Panas
- Seperti di negara-negara lain, sebagian kalangan pria di Italia terkenal bermental "playboy." Dengan dandanan parlente disertai berbagai jurus rayuan, lelaki hidung belang yang kerap disebut Casanova itu berupaya memikat sebanyak mungkin kaum hawa yang mereka anggap atraktif untuk berkencan.

Rusia Telah Menangkap Pemodal Teroris Serangan Moskow, Ternyata Dikirim Melalui Ukraina

Namun, seperti kebanyakan warga di Italia belakangan ini, para casanova itu juga jadi korban krisis ekonomi. Mau tidak mau mereka harus mengubah taktik merayu agar sesuai dengan isi dompet yang lagi pas-pasan. 
Terungkap, Alasan Rizky Irmansyah Sukses Curi Perhatian Nikita Mirzani


Kolumnis
BBC
di Kota Milan, Emma Jane Kirby, mengungkapkan penyesuaian pahit itu harus dilalui sejumlah casanova agar pacar mereka tidak kabur di tengah himpitan krisis moneter. Kebetulan Milan dikenal sebagai sarang-nya casanova.


"Kini tidak ada uang lebih untuk segalanya, bahkan untuk perempuan. Hari-hari sebagai casanova sudah berakhir. Cuma punya satu cewek saja sudah terlalu mahal," kata seorang pria yang sedang menikmati sebuah es krim berukuran kecil. "Waktu bersenang-senang sudah berakhir. Saya kini seorang mantan casanova," kata temannya.


Italia tengah dilanda resesi. Krisis ekonomi membuat tingkat pengangguran di Negeri Spagetti itu melebihi 12% dan harga-harga juga naik.


Kesulitan itulah yang turut membuat susah para casanova. Modal mereka memikat pacar atau selingkuhan pun menurun.


"Laki-laki Italia kini jadi kurang romantis dan kurang bijak," ujar Mariangela Chimienti, pengelola suatu laman cari jodoh. "Sebelum krisis, seorang pria akan mengajak perempuan untuk makan malam, lalu membeli seikat bunga sebelum dia...," kata Chimienti yang sengaja menuntaskan kalimatnya.


Kini, menurut dia, laki-laki yang ingin berkencan rata-rata hanya ingin mengajak pacarnya ke warung kopi atau jalan-jalan di taman. Itu kesulitan yang dialami pria yang rata-rata masih bujangan, sedangkan yang sudah menikah bisa lebih berat lagi.


Sebelum krisis, casanova yang sudah berkeluarga biasa memiliki perempuan simpanan. Pacarnya diinapkan di hotel atau losmen, yang seluruh biayanya dia tanggung. Casanova tipe itu rata-rata juga biasa membelikan simpanannya baju dan perhiasan mahal.


Kini, ungkap jurnalis Terry Marocco dari majalah berita
Panorama
, kesenangan demikian menjadi harga yang sangat mahal untuk ditanggung casanova.


"Begitu susahnya sehingga mereka terpaksa minta pacarnya untuk patungan membayar tagihan. Saya tahu ada seorang perempuan simpanan yang dibawa menginap di sebuah hotel untuk bersenang-senang. Tapi saat mereka
check-out
, si laki-laki malah bilang, 'Boleh tidak kita patungan setengah-setengah?'" kata Marocco.


Namun krisis ekonomi juga membawa hikmah positif. Tingkat perceraian di Italia menurun 35% sejak 2008. Ini bukan karena para casanova berubah jadi setia kepada istri, namun karena mereka sadar bahwa bercerai itu bisa membuat hidup mereka tambah susah.


Pasalnya, di Italia, bercerai itu memakan waktu lama dan mahal pula. Maka, ungkap psikiatris Roberta Ribali, kini ada cara murah untuk berkencan yang mulai diminati para pria, yaitu lewat Internet.


"Di Internet, hanya dengan bayaran yang relatif sedikit pengunjung bisa membeli seorang teman untuk kencan lewat dunia maya. Pengunjung tidak perlu beli baju atau perhiasan mahal ke si perempuan," kata Ribali. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya