Assad Akan Gunakan Senjata Kimia untuk Melawan Barat

Bocah korban serangan senjata kimia rezim Bashar al-Assad di Ghouta, Suriah
Sumber :
  • Reuters

VIVAnews - Khlaed al-Ayoubi, mantan diplomat senior Suriah yang membelot, buka suara terkait isu penggunaan senjata kimia oleh Presiden Bashar al-Assad terhadap rakyatnya sendiri.

Diplomat paling senior Presiden Bashar al-Assad ini menjadi jantung diskusi antara Inggris dan Suriah atas penggunaan senjata kimia.

Diberitakan Orange.co.uk, Minggu 1 September 2013, setelah mengundurkan diri sebagai diplomat Suriah Juli 2012 lalu, Ayoubi dan keluarganya telah diberi perlindungan oleh Kementerian Luar Negeri Inggris sebagai imbalan atas informasi tentang Suriah di bawah rezim Assad.

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit

Ayoubi mengundurkan diri karena tidak lagi bersedia menjadi wakil dari rezim yang menindas dan membunuh rakyatnya sendiri.

"Ketika saya memutuskan untuk mundur dari jabatan saya, saya menerima pesan dari orang dalam pemerintah Suriah. Mereka mengatakan jika saya terlihat berjalan menyusuri jalan di London, saya akan dibunuh," katanya saat diwawancarai secara eksklusif Sky News.

Khaled al-Ayoubi, seorang etnis Kurdi, bergabung sebagai diplomat Suriah sejak 2001. Kini, dia akan mengajukan permohonan suaka politik di Inggris dengan alasan keamanan. Dia bisa menghadapi penganiayaan jika kembali ke negara asalnya.

Soal penggunaan senjata kimia oleh rezim Assad, Ayoubi mengungkapkan, tahun lalu Departemen luar Negeri Inggris tahu soal keberadaan senjata kimia di Suriah dan mencoba meyakinkan agar pemerintah Assad tidak menggunakannya terhadap warga sipil. Ketika itu, kata Ayoubi, Presiden Assad merencanakan akan menggunakan senjata kimia pada musim panas.

"Mereka (Inggris) menelepon saya dan mereka meminta saya untuk menyampaikan pesan kepada Suriah bahwa mereka tahu niat dan kemauan Assad untuk menggunakan senjata kimia terhadap rakyat, dan itu tidak dapat diterima," tuturnya.

"Saya kemudian menyampaikan pesan itu kepada Suriah. Mereka kemudian mengirim saya jawaban dan mengatakan bahwa senjata-senjata kimia dijamin disimpan dan dipantau oleh tentara Suriah dan untuk digunakan hanya dalam kasus agresi dari luar negeri," kata Ayoubi.

Karena banyaknya kecaman dari Barat, menurut dia, pemerintah Suriah menghentikan niatnya dan tidak menggunakan senjata kimia, bahkan kepada oposisi sekalipun.

"Suriah tidak pernah menggunakan senjata kimia untuk menargetkan dan membunuh warganya sendiri."

Sumber di Kemenlu Inggris tidak membantah klaim Ayoubi, tapi menambahkan bahwa Suriah harus benar-benar membuktikan bahwa senjata kimia memang dikunci dan tidak digunakan terhadap rakyatnya.

Perdana Menteri Inggris David Cameron untuk menyerang Suriah kandas setelah tidak mendapatkan restu dari parlemen. Dalam voting Kamis malam waktu setempat, mayoritas anggota parlemen menolak campur tangan Inggris pada konflik di Suriah.

Pemimpin Partai Buruh Ed Miliband yang menggawangi suara oposisi mengatakan bahwa parlemen tidak usah terburu-buru mengikuti peta perpolitikan yang ditetapkan di luar negeri. Miliband dalam pernyataannya ini merujuk pada Amerika Serikat, sebagai penentu kebijakan di luar negeri.

Selain Inggris, Prancis juga menyiratkan penundaan rencana penyerangan ke Suriah. Presiden Prancis Francois Hollande Kamis kemarin mengatakan bahwa Suriah memerlukan solusi diplomatis untuk menyelesaikan kekerasan.

Jika demikian, Amerika Serikat tinggal sendiri dalam menyerang Suriah. Presiden Barack Obama masih menunggu keputusan Kongres, apakah rencana menyerang Suriah disetujui atau tidak. (eh)

Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok sejumlah preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada bela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024