Pakar Politik Kairo: Ini Alasan Mursi Digulingkan

Bentrokan di Mesir
Sumber :
  • REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
VIVAnews -
Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan
Pakar politik dari Universitas Kairo, Mohammed Selim, mengatakan ada dua alasan di balik aksi militer menggulingkan Muhammed Mursi dari kursi kepresidenan. Menurut dia, justru militer menyelamatkan Mesir agar tidak terbawa ke jurang perpecahan perang sipil.

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Berbicara pada diskusi di kantor berita
Terpopuler: Alasan Heerenveen Lepas Nathan Tjoe-A-On, Calon Kiper Timnas Indonesia Sabet Scudetto
Antara kemarin malam, Selim mengatakan bahwa perpecahan ini tengah dibawa oleh kelompok Ikhwanul Muslimin yang menggadang Mursi.


"Alasan pertama yaitu karena tidak ada kekuatan politik atau kerangka seperti parlemen yang secara resmi dapat memberhentikan Mursi. Sehingga satu-satunya yang cukup kuat dan dapat membawa perubahan adalah militer," ungkap Selim.


Hal itu diperkuat dengan adanya ribuan orang yang berunjuk rasa di depan Kementerian Kehakiman yang meminta militer turut campur memberhentikan Mursi. Alasan kedua, ungkap Selim, karena militer melihat Mesir sedang menuju ke arah peperangan sipil.


"Ribuan orang saat itu terbunuh. Sementara Presiden berada di dalam istana dan gerakan Tamarod ada di jalanan, lalu kelompok Ikhwanul Muslimin ada untuk melindungi Mursi," ujarnya menggambarkan situasi sebelum 3 Juli kemarin saat Mursi digulingkan rezim militer.


Menurut Selim, militer sama sekali tidak memiliki niat sejak awal mengintervensi Pemerintahan Mursi. Namun, mereka berubah pikiran karena adanya petisi nasional yang ditandatangani oleh lebih dari 30 juta rakyat Mesir.


Dalam petisi itu, rakyat meminta Mursi untuk segera mundur. Selim memaparkan ada tiga janji Mursi yang dulu sempat digadang-gadang akan terealisasi di 100 hari pertama kepemimpinannya.


"Pertama dia berjanji menyelesaikan lima masalah utama di Mesir seperti penanganan kemacetan dan sampah, kedua dia meyakinkan rakyat akan mampu mendapatkan investasi asing senilai US$200 juta dan ketiga merealisasikan sebuah proyek bagi masa depan Mesir yakni Renaisans Mesir," ucapnya.


Namun, kata Selim, tidak ada satu pun dari janji itu yang berhasil dipenuhi usai 100 hari memimpin. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya