Rakyat Mesir: Kami Ingin Perpecahan Ini Diakhiri

Pendukung Mursi membawa mayat di Kairo, Mesir.
Sumber :
  • REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

VIVAnews – Sejumlah fasilitas umum di Kairo terlihat tutup hari ini, Jumat 16 Agustus 2013. Banyak warga takut keluar meskipun jam malam telah berakhir dan matahari telah terbit. Namun sebagian warga lainnya justru penasaran ingin melihat lokasi bentrok berdarah yang menewaskan ratusan orang.

Warga Kairo tampak memadati lokasi-lokasi kerusuhan. Al Jazeera melaporkan, hanya sedikit simpati yang ditunjukkan warga di lokasi tersebut. Mereka malah asyik mengabadikan beberapa foto di lokasi kejadian. Warga mengatakan lelah melihat tindak kekerasan yang tak juga berhenti di negaranya.

“Kami melihat massa pendukung Mursi turun bersenjata dan juga menembaki polisi. Apa yang paling kami inginkan adalah agar perpecahan ini segera diakhir. Kami ingin tiada lagi kekerasan dan instabilitas,” kata seorang warga Kairo, Ahmed Zayan.

Warga lainnya, Hamed Zaghloul, tak berniat berlama-lama berada di luar rumah. “Bank-bank tutup hari ini dan sebagian besar perusahaan telah libur. Saya berniat keluar untuk berbelanja dan kembali lagi ke rumah karena kantor tutup,” kata dia.

Sementara Lapangan Rabaa dan Nahda yang digunakan sebagai kamp pendudukan pendukung Mursi dan sempat mencekam Rabu kemarin, kini terlihat ramai oleh lalu-lalang polisi yang memindahkan puing-puing di sana.

Massa pendukung Mursi sendiri masih terus melanjutkan aksinya. Mereka kemarin berkumpul di Masjid Al Amin Mosque untuk mendoakan rekan-rekan mereka yang tewas. Dalam doanya, mereka bersumpah akan membalas dendam. Keluarga berharap dapat memakamkan jasad-jasad korban hari ini.

Namun beberapa keluarga mengaku sulit memperoleh izin untuk proses pemakaman. Ini karena Kementerian Kesehatan memaksa pihak keluarga untuk menerima sertifikat kematian yang menyebut para korban tewas akibat bunuh diri.

Data terakhir jumlah korban tewas yang dikeluarkan Kemenkes Mesir akibat aksi berdarah Rabu kemarin sudah mencapai lebih dari 600 orang, sementara 3.000 lainnya terluka. Data itu versi resmi pemerintah dan berbeda jauh dengan klaim IM yang menyebut lebih dari 2.000 anggotanya menjadi korban tewas.

Kedamaian di Mesir tampaknya masih jauh dari kenyataan. Hari ini Ikhwanul Muslimin menyerukan unjuk rasa balasan dan memanggil semua pendukung mantan Presiden Muhammed Mursi untuk bergabung dalam aksi “Jumat Amarah.”

“Unjuk rasa anti-kudeta yang digelar hari ini akan bermula setelah salat Jumat dari semua masjid di Kairo menuju Lapangan Ramsis,” tulis Juru Bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad el-Haddad. Aksi ini merupakan protes atas kekerasan yang dilakukan militer. (eh)

Baca juga:

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United
Politisi DPP PKB, Daniel Johan

DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya

Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024