Debat Perdana Pemilu Australia, Tak Sengit Tapi Penuh Sindiran

Pelantikan Presiden : PM Australia Kevin Rudd
Sumber :
  • Vivanews/ Tri Saputro
VIVAnews - Dua kandidat Perdana Menteri Australia, Kevin Rudd (PM saat ini) dan pihak oposisi Tony Abott, untuk kali pertama menggelar debat di televisi. Debat itu diadakan oleh Klub Pers Nasional Austrlia di ibukota Canberra. 
10 Makanan Wajib Dihindari Jika Ingin Awet Muda Seperti Ade Rai, Nomor 2 Paling Sulit

Kantor berita BBC, Minggu 11 Agustus 2013 melansir kedua kandidat diharuskan menjawab pertanyaan dari dewan panel yang terdiri dari para jurnalis. Dugaan para analis bahwa debat pada Minggu pagi tadi akan berlangsung sengit, ternyata tidak terjadi. 
Israel Berlakukan Keadaan Siaga di Perbatasan Lebanon, Ada Apa?

Keduanya terlihat ramah kendati saling serang. Rudd menegaskan pemilu merupakan jalan untuk memperbaiki sistem ekonomi di Australia. 
Resmi, PSSI Perpanjang Kontrak Shin Tae-yong Hingga 2024

"Pemilu merupakan pilihan yang jelas di bidang ekonomi, pembukaan lapangan kerja, mendukung keluarga yang mengalami tekanan, dan bagaimana cara mendukung kesehatan serta pendidikan," ungkap Rudd. 

Untuk memperbaiki sistem perekonomian di Australia, Rudd menawarkan cara baru memajukan Negeri Kanguru di tengah kemunduran sektor pertambangan negeri itu.

Sementara Abott menyatakan, pemilu bukan mengenai sosok calon PM yang akan memimpin Australia, tapi lebih kepada keputusan untuk memilih siapa yang dapat membuat masa lebih aman.

"Rudd berbicara mengenai langkah baru. Buat saya, apabila Anda benar-benar menginginkan sesuatu yang baru, maka Anda harus memilih pemerintahan yang baru," kata Abott. 

Rudd lebih menekankan pada kebijakan ekonomi, sementara Abott menggunakan isu pengendalian imigrasi untuk menarik dukungan publik.

"Tidak ada satu pun negara yang terhormat yang menyerahkan bagian dari program pengendalian imigrasi kepada para penyelundup manusia," ujar Abott menyindir Rudd. 

Ditanya soal kebijakan ekonomi, Partai Buruh pimpinan Rudd sudah sejak lama menggadang-gadang paket bantuan keuangan senilai A$200 juta atau Rp1,8 triliun untuk membantu industri mobil di Australia. 

Ketika disinggung soal isu pernikahan sesama jenis, Abott dan Rudd mengambil sikap berbeda. 

Abott menentang rencana itu karena tahun lalu hasil pemungutan suara parlemen melarang hal tersebut. Sementara Rudd, menjanjikan apabila kembali terpilih sebagai Perdana Menteri, dia akan mengesahkan UU pernikahan sesama jenis dalam 100 hari masa kepemimpinannya.

Terkait soal perubahan iklim, Rudd mengatakan akan melakukan kebijakan yang tidak merugikan generasi penerus Australia. Setali tiga uang, koalisi yang dipimpin Abott akan melakukan pengurangan gas emisi sebanyak lima persen.

Untuk menghadapi pemilu 7 September mendatang, keduanya  memnag sudah sibuk mencari dukungan publik sejak 5 Agustus lalu. Menurut survei terbaru koalisi Nasional-Liberal pimpinan Abott akan unggul, namun warga Australia menginginkan Rudd kembali menjadi PM. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya