Pemimpin Ikhwanul Muslimin Segera Diadili Akhir Agustus

Massa Pro dan Anti Mursi di Kairo, Mesir
Sumber :
  • REUTERS/Asmaa Waguih
VIVAnews
Todung Mulya Lubis Ungkap Alasan Sri Mulyani Hingga Risma Dihadiri di Sidang MK
- Pengadilan Mesir telah menetapkan tanggal 25 Agustus sebagai hari sidang perdana bagi pemimpin kelompok Ikhwanul Muslimin (IM), Mohamed Badie, dua wakilnya, Khairat al-Shater dan Rashad Bayoumi, serta tiga pemimpin lainnya pada Minggu kemarin.

Respon Han So Hee Soal Reaksi Hyeri: Memang Lucu Pacaran Setelah Putus?

Keenamnya dituduh telah menghasut massa pendukung mantan Presiden Muhammed Mursi, sehingga mengakibatkan kerusuhan pada tanggal 30 Juni kemarin.
Pesan Widodo Untuk Pemain Arema FC Usai Kalah Dari Rival 


Laman Al Arabiya
, Minggu 4 Agustus 2013 melansir keberadaan Badie hingga kini masih berada dalam persembunyian di suatu tempat. Sementara dua wakilnya sudah ditahan di penjara Tora di ibukota Kairo.


Mursi juga telah ditahan secara resmi dengan tuduhan ikut merencanakan aksi pembobolan penjara pada 2011, yang mengakibatkan kaburnya ratusan narapidana. Kendati pihak Kejaksaan sudah menahan Mursi selama 15 hari, namun belum ada pengumuman tanggal sidang perdana bagi dia.


Penetapan tanggal sidang pertama itu diumumkan usai Panglima Militer dan Menteri Pertahanan Mesir, Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, bertemu dengan pemimpin berbagai kelompok gerakan Islam pada Minggu kemarin.


Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak berusaha mencari solusi damai dari krisis perselisihan antara pendukung Mursi dengan pemerintah.


Juru bicara militer, Kolonel Ahmed Aly, membenarkan hali itu Minggu kemarin, tanpa menyebut siapa saja yang turut bertemu dengan al-Sisi.


"Sisi bertemu dengan beberapa perwakilan gerakan Islam dan menekankan adanya beberapa kesempatan untuk mencari sebuah solusi damai bagi krisis ini," ungkap Ahmed Aly.


Menurut laporan Stasiun Berita
Al-Jazeera
, kelompok IM tidak ikut dalam pertemuan itu. Namun, militer membolehkan semua perwakilan meneruskan pesan dalam pertemuan Minggu kemarin kepada kelompok IM.


Pemerintah telah berulang kali menyerukan kepada massa pendukung Mursi agar segera mengakhiri pendudukan di pusat ibukota Kairo. Bahkan, Kementerian Dalam Negeri menjanjikan akses keluar yang aman apabila mereka bersedia membubarkan diri.


Pada Sabtu kemarin, Menteri Luar Negeri kabinet sementara, Nabil Fahmy, menawari undangan terbuka bagi semua kelompok untuk bergabung dengan pemerintah. Namun, Fahmy meminta agar semua peristiwa kekerasan untuk diakhiri.


"Kami tidak dapat benar-benar mencapai rekonsiliasi, apabila aksi penghasutan yang berujung terhadap tindak kekerasan masih terjadi," ungkap Fahmy.


Tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh massa pendukung Mursi. Malah, pada Minggu malam kemarin mereka masih menyerukan untuk tetap melanjutkan aksi pendudukan di Kairo.


"Polisi? Saya tidak takut," ujar seorang wanita muda bernama Nadia yang ikut dalam barisan pendukung Mursi.


Dunia barat pun mulai membujuk kelompok IM untuk segera mengakhiri aksi pendudukan. Hal itu ditandai dengan pertemuan antara Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat, William Burns pada Sabtu kemarin dengan perwakilan kelompok Partai Kebebasan dan Keadilan (FJP).


Menurut perwakilan FJP, kunjungan perwakilan AS tidak akan mengubah sikap mereka sedikit pun.


"Kami tegaskan sekali lagi, bahwa kami menyambut baik setiap solusi politik yang diajukan atas dasar legitimasi konstitusional, dan penolakan terhadap aksi kudeta," ungkap perwakilan FJP dalam sebuah pernyataan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya