Korban Keracunan Makan Siang SD di India Bertambah Jadi 22 Tewas

Anak India
Sumber :
  • Weird Asia News
VIVAnews
Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia
- Keluarga 21 siswa SD Negeri desa  Masrakh yang tewas akibat keracunan santap siang, mulai menguburkan jenazah anak-anak mereka pada hari Kamis, 18 Juli 2013, waktu setempat. Sebagai bentuk protes terhadap pemerintah dan pihak sekolah, mereka sengaja memakamkan jasad anaknya di dalam dan sekitar area SD tersebut.

Jokowi Yakin Indonesia Bisa Dapat 61 Persen Saham Freeport Indonesia, Meski Alot Negosiasinya

Kantor berita BBC, Kamis 18 Juli 2013 melansir sebanyak tiga jenazah korban tewas telah dimakamkan di dalam area sekolah. Sementara 16 jenazah lainnya dikuburkan di area sekitar sekolah.
Jangan Asal Pilih, 5 Tips Ini Harus Diperhatikan Muslimah Saat Memilih Kosmetik Halal


"Publik tidak boleh lupa bahwa anak-anak kami tewas di dalam sekolah karena kelalaian pemerintah," ujar nenek dari Mamata, siswa SD Masrakh yang baru berusia 11 tahun, Rangeela Prasad Yadav.


Mamata merupakan salah satu siswa SD yang menjadi korban tewas akibat santap siang pada Selasa kemarin. Lebih dari 100 warga desa turut menghadiri proses pemakaman itu. Banyak di antara mereka dilaporkan berdiri di sekitar makam sambil menangisi kematian anak-anaknya.


Sedangkan kondisi dapur tempat memasak santap siang itu ditemukan dalam keadaan porak poranda. Hal itu disebabkan kemarahan warga yang memprotes peristiwa memilukan tersebut.


Laporan terbaru dari BBC mengutip informasi dari Sekretaris Kepala daerah Bihar, Amarjeet Singh, yang mengatakan korban tewas bertambah satu orang. Sehingga sampai saat ini korban tewas akibat santap siang beracun itu menjadi 22 orang.


Akibat peristiwa itu, siswa di sekolah lainnya dilaporkan enggan mengkonsumsi santap siang gratis yang diberikan pihak sekolah. Mereka takut ikut menjadi korban seperti yang terjadi pada siswa SD Masrakh.


"Kami telah menerima keluhan bahwa anak-anak di beberapa sekolah yang berlokasi di lima distrik menolak mengkonsumsi santap siang. Kini kami sedang mencoba mengatasi masalah ini," ujar Direktur Program Santap Siang di kota Bihar, Laxamanan. (sj)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya