- REUTERS/Kim Hong-Ji/files
VIVAnews - Pemerintah Amerika Serikat menegaskan tidak akan memihak kubu manapun pada konflik di Mesir. Namun, AS meminta agar pemerintah Mesir tidak memberangus dan menahan anggota Ikhwanul Muslimin, demi tercipta rekonsiliasi.
Diberitakan Reuters, hal ini disampaikan wakil Menteri Luar Negeri AS William Burns Senin kemarin pada kunjungannya ke Mesir. Burns akan bertemu dengan pemerintahan sementara Mesir, militer dan komunitas bisnis di negara itu.
"Kami tidak memihak pada orang atau partai tertentu dalam konflik ini," kata Burns, yang merupakan pejabat tinggi AS pertama yang ke Mesir sejak Mohammed Mursi digulingkan militer 3 Juli lalu.
Penggulingan ini membuat Mesir terpecah, antara kubu pro-Mursi yang dimotori Ikhwanul Muslimin dan anti Mursi dari kelompok sekuler.
Kementerian Luar Negeri AS mengatakan bahwa kunjungan Burns ke Mesir adalah untuk mendengar langsung dari pemerintah sementara dan masyarakat sipil soal apa yang terjadi di negara itu. Selain itu, AS juga datang untuk mendukung proses demokratisasi Mesir di mana semua partai politik dan masyarakat terwakili.
Mesir juga merupakan salah satu negara penerima bantuan AS sebesar US$1,5 miliar per tahun. Burns mengatakan bahwa kunjungannya kali itu bukanlah untuk mendikte Mesir bagaimana harus bersikap melalui masa krisis.
"Saya tidak membawa solusi Amerika, atau untuk menceramahi siapapun. Kami tidak akan mencoba menerapkan model kami di Mesir," kata Burns.
Dia juga mendesak pemerintah Mesir untuk tidak menangkapi anggota Ikhwanul Muslimin. "Jika perwakilan mereka di Mesir ditahan atau diberangus, bagaimana dialog dan partisipasi bisa tercipta?" ujarnya sekaligus menyerukan Ikhwanul Muslimin untuk mengikuti proses politik dengan damai.
Ada Lampu Jalan di Jakarta Bisa Terkoneksi sama Internet
Anak usaha Jakpro menginisiasi pemanfaatan lampu jalan milik Pemerintah Provinsi Jakarta untuk dikembangkan menjadi PJU Pintar. Bisa terkoneksi internet dan 5G.
