Presiden Sementara Mesir Janji Segera Gelar Pemilu

Presiden baru Mesir, Adly Mansour (tengah) diambil sumpah
Sumber :
  • REUTERS/Amr Abdallah Dalsh
VIVAnews
Jonatan Christie Juara BAC 2024
- Presiden sementara Mesir, Adli Mansour, bertekad segera gelar pemilihan umum dalam beberapa bulan ke depan untuk mempercepat upaya mengatasi krisis politik di negaranya. Situasi di Mesir kian mencekam setelah sedikitnya 51 orang tewas Senin kemarin saat militer memuntahkan rentetan peluru ke arah para pendukung mantan Presiden Mohamed Mursi yang berunjuk rasa.

Bayi Perempuan Penuh Luka Diduga Gigitan Anjing Ditemukan di Pinggir Jalan Jeneponto

Menurut kantor berita
Urai Peningkatan Arus Balik Lebaran, Contraflow Diberlakukan Kembali di Tol Japek
Reuters , Mansour telah mengeluarkan dekrit baru yang menargetkan bahwa pemilu parlemen harus terselenggara dalam jangka waktu enam bulan. Setelah itu segera diselenggarakan Pemilu Presiden.


Namun, sebelum pemilu parlemen terselenggara, Mansour juga harus mengupayakan referendum untuk menyetujui sejumlah amandemen konstitusi Mesir, yang pemberlakuannya dicabut sementara waktu setelah militer mengkudeta Presiden Mursi Rabu pekan lalu. Referendum ini juga harus terselenggara dalam jangka waktu enam bulan.


Belum ada kata sepakat dari partai-partai politik terkait dekrit terbaru dari Presiden Mansour, hakim ketua Mahkamah Konstitusi yang baru dilantik jadi kepala negara sementara Mesir sehari setelah kudeta militer. Namun, kelompok politik berpengaruh di Mesir, Ikhwanul Muslimin, bertekad tidak akan menuruti perintah dari pemimpin yang naik secara tidak sah.


Para aktivis Ikhwanul masih geram atas perlakuan militer Mesir kepada mantan Presiden Mursi dan pimpinan kelompok mereka, yang ditahan sejak kudeta. Mereka menilai militer menerapkan langkah yang inkonstitusional, dengan secara paksa menyingkirkan presiden yang dipilih secara sah melalui Pemilu demokratis pertama di Mesir pada 2012.


Bahkan, militer Mesir mengerahkan pendekatan yang brutal selama menghadapi para simpatisan kelompok Ikhwanul Muslimin dan Mursi, yang berdemonstrasi menentang kudeta sejak Jumat pekan lalu. Dalam aksi protes Senin kemarin, sedikitnya 51 orang tewas setelah militer menembaki para demonstran yang berada di luar barak militer Garda Republik di Kairo. Di situlah Mursi diyakini ditahan.


Selain puluhan tewas, 435 orang lainnya cedera setelah militer melepaskan tembakan. "Mereka menembakkan apa saja, bahkan dengan peluru tajam," kata Abdelaziz Abdel Shakua, seorang pria 30 tahun yang cedera pada kaki kanan. 


Militer beralasan terpaksa menembak karena sebelumnya telah diserang gerombolan bersenjata pada pukul 4 dinihari, kata juru bicara militer Ahmed Ali.

 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya