Pendukung Mursi Ancam Akan Terus Berunjuk Rasa

Massa pro dan anti Mursi bentrok di Lapangan Tahrir, Kairo, Mesir
Sumber :
  • REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

VIVAnews - Kelompok Islamis Mesir pendukung mantan Presiden Mohammed Mursi, berjanji akan terus melanjutkan aksi unjuk rasa pada hari Minggu waktu setempat. Kendati dalam aksi demonstrasi sebelumnya telah mengakibatkan jatuhnya korban tewas sebanyak 30 orang dan melukai lebih dari 1.100 lainnya di seluruh negeri.

Stasiun berita Channel News Asia, Sabtu 6 Juli 2013 melansir kelompok pendukung Mursi ini tidak akan berhenti berdemonstrasi hingga legitimasi kepresidenan mereka dikembalikan.

"Massa akan terus melanjutkan aksi mereka yaitu berunjuk rasa dengan menduduki kota Kairo dengan cara beradab dan damai hingga legitimasi Presiden dikembalikan," ujar perwakilan kelompok koalisi.

Hal serupa juga sempat ditegaskan oleh pemimpin kelompok Ikhawanul Muslimin, Mohammed Badie, yang sempat diisukan ditahan oleh rezim militer namun tiba-tiba muncul dalam aksi unjuk rasa hari Sabtu pagi. Dia berjanji, seluruh anggota gerakan Islamis akan turun ke jalan dalam jumlah jutaan hingga kursi kepresidenan dikembalikan kepada Mursi.

"Jutaan akan tetap berada di lapangan Tahrir hingga kami dapat membawa kembali Presiden terpilih, Mohammed Mursi, ke dalam pangkuan kami," ujar Badei saat berbicara dengan para pendukung Mursi di sebuah masjid di kota Kairo.

Hal ini sesuai dengan seruan Mursi dalam sebuah rekaman video yang disiarkan di stasiun televisi di Mesir, beberapa jam usai dia digulingkan rezim militer.

Sebelumnya, sebanyak 10 ribu pendukung Mursi sudah berkumpul di lapangan Tahrir pada hari Jumat untuk memprotes aksi penggulingan dia yang didukung oleh rezim militer.

Sementara di pihak berlawanan, kelompok anti-Mursi juga memenuhi jalan-jalan di kota Kairo dan kota Mediterania, Alexandria, sehingga memancing kerusuhan antara dua kelompok. Sedikitnya 12 orang pengunjuk rasa dilaporkan tewas dalam unjuk rasa yang berujung kerusuhan di kota Alexandria.

Sementara dua orang lainnya terbunuh di Lapangan Tahrir, Kairo. Empat demonstran juga dilaporkan ikut terbunuh saat tengah berjalan menuju markas tentara kepresidenan, di mana diyakini menjadi tempat penahanan Mursi.

Seorang saksi mata melaporkan jatuhnya korban jiwa akibat timah panas yang dilepaskan oleh para tentara yang berusaha menghentikan aksi unjuk rasa tersebut. Mereka melepas tembakkan langsung ke arah para demonstran.

Namun hal itu dibantah oleh juru bicara pihak militer. Mereka berdalih yang ditembakkan hanya peluru kosong dan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.

Tidak diketahui dengan jelas apakah hadir tentara pengamanan lainnya selain dari pihak militer. Kerusuhan sempat mereda saat militer menggunakan kendaraan berlapis baja untuk melerai para demonstran.

Juru bicara militer, Ahmed Aly, mengatakan kepada media bahwa pihaknya mencoba untuk bersikap netral dalam mengatasi aksi unjuk rasa ini.

"Kami tidak berpihak kepada kelompok mana pun. Tugas kami di sini adalah untuk memastikan keselamatan para pengunjuk rasa," ucap Aly.

Hingga saat ini situasi di pusat kota Kairo masih tegang, karena para demonstran anti-Mursi masih memenuhi dan bermalam di Plasa Tahrir. Sementara pendukung Mursi berkumpul di depan Universitas Kairo, di mana di lokasi itu sudah dipenuhi batu dan ban bekas yang telah terbakar.

PBB Serukan Perdamaian
Sementara badan PBB menyatakan prihatin dengan aksi kekerasan yang terjadi di Mesir. Juru bicara Sekjen PBB, mengutip pernyataan Ban Ki-moon supaya aksi unjuk rasa segera diakhiri dengan damai.

"Tidak ada tempat bagi mereka yang menuntut balasan terhadap aksi ini, entah itu berasal dari partai besar tertentu atau kelompok mana pun," ujar juru bicara tersebut.

Respon terhadap kekerasan yang terjadi di Mesir juga datang dari pemerintah Amerika Serikat. Melalui Kementerian Luar Negeri, mereka meminta agar semua pemimpin termasuk pihak militer memastikan pertumpahan darah tidak lagi terjadi.

"Kami mengutuk kekerasan yang terjadi hari ini di Mesir," ujar juru bicara Kemlu, Jen Psaki.

Mereka juga mengajak berbagai pemimpin Mesir untuk mengecam penggunaan kekerasan dalam menghadapi para demonstran dan mencegah peristiwa serupa terjadi kembali.

Imbas Kematian Siswa Diduga Dianiaya, Kepala Sekolah SMKN 1 Nias Selatan Dibebastugaskan

Sementara Presiden sementara, Adly Mansour, pada Jumat kemarin langsung membubarkan parlemen Islamis dan menunjuk Jenderal Mohamed Ahmed Fareed sebagai Kepala Badan Intelijen Mesir yang baru.

Hujan lebat melanda Kota Dubai, Uni Emirat Arab (UEA)

Hujan Badai di Dubai: Muazin Ubah Lafadz Azan, Netizen: Merinding!

Ini merupakan rekor curah hujan tinggi yang turun di Dubai selama 24 jam terakhir hingga jam 9 malam. Sekaligus curah hujan terbesar dalam 75 tahun terakhir.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024