Berbagai Negara Berlomba Beri Suaka Snowden

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro.
Sumber :
  • Reuters
VIVAnews -
Terpopuler: Catherine Wilson Malu sampai Atta Halilintar Kirim Doa
Berbagai negara, terutama di Amerika Latin berlomba-lomba memberikan suaka pada Edward Snowden, si pembocor rahasia intelijen AS. Negara terakhir yang menyatakan hal tersebut adalah Venezuela, disampaikan langsung oleh Presiden Nicolas Maduro.

LIVE: Momen Bersejarah Raja Aibon Serahkan Tongkat Komandan Pasukan Tengkorak TNI ke Letkol Danu

"Saya telah memutuskan menawarkan suaka kemanusiaan pada pemuda Amerika, Edward Snowden, sehingga di tanah kelahiran Simon Boliver dan Hugo Chavez ini, dia bisa datang dan hidup jauh dari hukuman negara imperialis Amerika," kata Maduro saat parade hari kemerdekaan Venezuela, Jumat 5 Juli 2013, dilansir
Kendarai Sepeda Motor Baru, Pelajar SMA di Brebes Terlindas Truk 
Reuters .


Sebelumnya, Presiden Nikaragua Daniel Ortega telah lebih dulu menawarkan perlindungan pada Snowden. Berpidato di Managua beberapa waktu lalu, Ortega mengatakan bahwa negaranya terbuka dan menghargai hak-hak suaka.


"Jelas jika persyaratannya memenuhi, kami dengan senang hari akan menerima Snowden dan memberikannya suaka di Nikaragua," kata Ortega, dilansir
CNN
.


Negara lainnya yang mendukungnya adalah Bolivia, yang presidennya, Evo Morales, dipersulit pesawatnya saat melintasi Eropa karena diduga membawa Snowden. Morales menyalahkan Amerika Serikat atas insiden tersebut.


"Pesan untuk Amerika: Kekaisaran dan budak-budaknya tidak akan mampu mengintimidasi atau menakuti kami. Negara-negara Eropa harus membebaskan diri dari imperialisme Amerika," kata Morales.


Lebih jauh, Morales bahkan mengancam akan menutup Kedubes AS di negaranya. "Tanpa Amerika Serikat, kita akan lebih baik secara politis dan demokratis," kata dia.


Sementara itu, dukungan terhadap suaka Snowden dilancarkan oleh para anggota dewan Islandia. Proposal dewan untuk suaka Snowden telah diajukan, namun parlemen menolak sampai musim ini selesai.


Salah satu anggota dewan yang mengajukan proposal itu adalah Birgitta Jonsdottir yang menganggap Snowden adalah pahlawan. "Saya dan banyak orang lainnya menganggap dia pahlawan dan menghargai dia karena telah mengambil resiko dengan membocorkan bagaimana kekuasaan AS telah melanggar konstitusi mereka sendiri," kata Jonsdottir.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya