Kejaksaan Mesir Tuduh Mantan Presiden Mursi Menghasut

Demonstrasi anti Presiden Mohamed Mursi di Kairo Mesir
Sumber :
  • REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

VIVAnews - Kejaksaan Agung Mesir membuka investigasi atas mantan Presiden Muhammed Mursi atas tuduhan penghasutan. Pemeriksaan atas tuduhan serupa juga diterapkan kepada pimpinan Ikhwanul Muslimin, kelompok politik yang mendukung Mursi. 

Puji MK Persilakan Pemohon Serahkan Kesimpulan Sengketa Pilpres, Refly: Luar Biasa

Mereka diduga menghasut para pendukung yang berunjuk rasa untuk berbuat onar dan membunuh para demonstran anti-Mursi, sehari setelah rezim militer menggulingkan Presiden yang baru berkuasa selama satu tahun tiga hari itu. Kudeta berlangsung Rabu waktu setempat.

Stasiun berita CNN, Jumat 5 Juli 2013, melansir selama proses investigasi, mereka dilarang meninggalkan Mesir. Perintah pencekalan itu dilaporkan telah dikeluarkan oleh Jaksa Penuntut, Jenderal Abdel Maquid Mahmoud.

Berita ini muncul saat kelompok Ikhwanul Muslimin dan gerakan lainnya menyerukan kepada para pendukung Murssi untuk berunjuk rasa di jalanan seluruh Mesir pada Jumat ini. Mereka menyerukan para demonstran agar memprotes aksi militer yang telah mengkudeta Mursi secara sepihak.

Sementara pihak militer Mesir mengatakan akan menjamin hak-hak para pengunjuk rasa selama mereka tidak berbuat onar atau merusak fasilitas umum. Namun kendati sudah diminta tidak bertindak represif sejak Kamis kemarin, kekerasan tetap terjadi antara kelompok pendukung Mursi dengan oposisi dan pihak militer.

Sebanyak lebih dari 100 orang dilaporkan terluka atas aksi yang berlangsung sejak Kamis malam. Selain itu dua orang yang diyakini merupakan anak-anak ikut terbunuh dalam peristiwa kerusuhan yang terjadi kemarin.

Menurut informasi dari petugas keamanan yang dikutip oleh Stasiun Televisi Mesir, Nile TV, kerusuhan terjadi di kota Zagazig. Korban juga jatuh di pihak militer.

Satu orang tentara Mesir dilaporkan ikut terbunuh, sedangkan dua lainnya terluka saat roket ditembakkan ke arah kantor polisi di Rafah, yang berlokasi di perbatasan antara Mesir dan Gaza. Granat roket juga ikut ditembakkan ke tentara pos pemeriksaan dekat Bandara Udara Internasional El Arish di Sinai.

Namun hingga kini belum diketahui apakah serangan ke kantor polisi itu terkait dengan penggulingan Mursi oleh rezim militer. Namun tuduhan penghasutan itu dibantah oleh kelompok Ikhwanul Muslimin melalui situs resminya.

Mereka menulis kendati tidak menyetujui aksi kudeta militer terhadap Mursi, namun mereka menolak tegas setiap tindakan dengan kekerasan.

"Kami menolak ikut terlibat dalam aksi pengambil alihan kekuasaan dan menghadapinya hanya dengan melakukan demonstrasi damai," tulis kelompok itu.

Jadi Tahanan

Kelompok Ikhwanul Muslimin juga menulis bahwa apa yang dilakukan oleh pihak militer merupakan kudeta dan tidak dapat diterima oleh rakyat Mesir. Mereka juga meminta para pengunjuk rasa untuk tetap bersikap tenang dalam menghadapi perubahan situasi politik di negeri itu.

Sementara juru bicara kelompok Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad, kepada CNN mengatakan kini Mursi berstatus tahanan. Dia sempat mendekam di Markas Pasukan Pengamanan Presiden di kota Kairo. Mursi kemudian dipindahkan ke Kementerian Pertahanan.

Dalam sebuah wawancara di Kairo, El-Haddad, mengatakan dirinya mempertanyakan aksi militer yang menahan Mursi sebagai tahanan rumah. Dia mengaku bisa memperoleh semua informasi itu dari beberapa simpatisan pihak militer yang memberikan informasi kepada kelompok Ikhwanul Muslimin.

Saat diminta komentarnya, pihak militer tidak menjawab di mana keberadaan Mursi hingga saat ini. Penahanan tidak hanya berlaku untuk Mursi, mantan ketua kelompok Ikhwanul Muslimin, Mohamed Mahdi Akef, dan pengawalnya ikut ditahan pada Kamis kemarin di Kairo atas kepemilikan empat senjata.

Mohamed Badei yang kini menduduki jabatan sebagai pemimpin kelompok itu, ikut ditahan, dengan tuduhan menghasut orang lain supaya membunuh. Menurut laporan Al-Ahram, kini polisi masih memburu 300 anggota kelompok Ikhwanul Muslimin lainnya.

Di lain kantor berita Mesir, MENA dan harian EgyNews menurunkan sebuah laporan yang isinya membatah berita bahwa Mursi ditawari pihak militer untuk meninggalkan Mesir menuju Qatar, Turki atau Yaman.

Laporan itu diperkuat dengan tulisan harian cetak milik negara, Al-Ahram, yang melaporkaan Mursi menolak mundur secara sukarela dan pidatonya yang dia bacakan pada Rabu kemarin merupakan tantangan kepada rezim militer.

Pertama Kali, Ukraina Tembak Jatuh Pesawat Pengebom Rusia
Detik-detik Serangan Israel ke Iran (Doc: Fox News)

Bursa Saham Asia Kompak Anjlok Imbas Ekskalasi Konflik Iran-Israel, BEI Buka Suara

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku regulator bursa saham di Tanah Air mengakui bahwa eskalasi konflik antara Iran dan Israel telah membuat bursa saham melemah hari ini.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024