Demonstrasi Anti Presiden Morsi di Mesir Berlangsung Ricuh

Unjuk rasa di Kairo Minggu malam 30 Juni 2013 berakhir rusuh
Sumber :
  • REUTERS/Amr Abdallah Dalsh

VIVAnews - Unjuk rasa besar-besaran di ibu kota Mesir, Kairo, menuntut pengunduran diri Presiden Mohammed Morsi masih terus terjadi pada Minggu malam hingga Senin pagi waktu setempat. Para pengunjuk rasa menuntut Morsi untuk mundur karena dianggap gagal mengatasi permasalahan ekonomi dan keamanan sejak menjabat sebagai Presiden setahun lalu.

Stasiun berita BBC, 1 Juli 2013, mengungkapkan bentuk kegagalan lainnya pemerintahan Morsi di bidang ekonomi yaitu menurunnya bidang pariwisata dan investasi. Nilai inflasi semakin merajalela dan pasokan bahan bakar semakin tipis, sehingga pemadaman listrik mulai kerap terjadi di musim panas ini.

Jumlah pengunjuk rasa mencapai ratusan ribu orang dan tersebar di beberapa kota. Di ibukota Kairo, sekitar sepuluh ribu orang berkumpul di Plasa Tahrir dan di luar istana Kepresidenan.

Diperkirakan ini merupakan unjuk rasa terbesar sejak revolusi Mesir tahun 2011 silam. Unjuk rasa tersebut awalnya berlangsung damai, namun beberapa pengunjuk rasa akhirnya melakukan tindakan anarkis.

Mereka melempari dengan batu dan bom berisi bensin ke arah kantor pusat Ikhwanul Muslimin di kota Kairo. Kantor pusat ini sebelumnya juga diserang oleh seorang sekelompok orang yang tak dikenal.

Namun menurut para staf yang berada di dalam, mereka gagal menyerbu masuk karena kantor pusat mereka telah dibarikade dengan kantong pasir.

Akibat aksi tersebut, menurut aktivis dan pejabat RS, setidaknya satu orang tewas saat peristiwa penembakan terjadi dekat kantor polisi.

Ini menambah deretan jatuhnya korban akibat demonstrasi yang telah berlangsung selama satu pekan itu. Sebelumnya pada Minggu kemarin, satu orang kembali tewas akibat unjuk rasa itu.

Sementara 24 pengunjuk rasa dilaporkan terluka di Beni Suef yang terletak di 115 kilometer di selatan kota Kairo. Di selatan kota Assiut, tiga orang dilaporkan meninggal akibat tembakan yang diarahkan ke pengunjuk rasa.

Kementerian Kesehatan Mesir mengatakan setidaknya 253 orang terluka di seluruh negeri dalam unjuk rasa yang berlangsung hari Minggu kemarin. Selain terjadi di kota Kairo, unjuk rasa besar-besaran juga pecah di kota Alexandria, Port Said, Suez dan kota lainnya di Mesir.

Sementara puluhan ribu pengunjuk rasa pendukung Morsi berunjuk rasa di pinggiran Kairo, kota Nasr. Menurut laporan situs resmi Ahram News, para pendukung Morsi ini menyerang unjuk rasa yang dilakukan oleh kelompok oposisi dengan menggunakan senjata.

Video Honda HR-V Parkir di Jalan Sempit, Bikin Macet dan Sulit Dilewati

Siap Dialog

Juru bicara Presiden Morsi, Ihab Fahmi, menyerukan kepada seluruh warga Mesir untuk tetap bersatu dan mendengarkan suara kebijakan.

"Perbedaan politik diperlukan oleh semua pihak untuk mematuhi proses demokrasi," ujar Fahmi.

Fahmi kemudian menambahkan bahwa Morsi mengaku siap untuk berdialog nasional secara serius terkait tuntutan para demonstran. Namun Morsi memberikan sinyalemen tidak akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden.

Melihat gejala ini, kelompok oposisi Front Pembebasan Nasional (NSF) membuat sebuah petisi bernama untuk menyerukan digelarnya pemilu sela demi memilih pemimpin Mesir yang baru. Menurut mereka sebanyak 22 juta warga Mesir telah membubuhkan tanda tangan mereka dalam petisi itu.

Namun kelompok oposisi tetap menyerukan kepada pengunjuk rasa untuk tetap dapat mempertahankan aksi ini secara damai hingga kejatuhan rezim Morsi.  (eh)

BNI Dukung Tim Thomas dan Uber Cup Indonesia
Memperingati Hari Kartini

Lika Liku Kehidupan Soesalit Djojoadhiningrat, Pasca Ibunda RA Kartini Meninggal Dunia

Kisah Soesalit Djojoadhiningrat yang harus ditinggal meninggal ibunya ini juga menarik perhatian publik tatkala peringatan Hari Kartini pada 21 April setiap tahunnya.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024