Mengapa AS dan China Ikut Berseteru di Laut China Selatan

Kepulauan Spratly di Laut China Selatan.
Sumber :
  • REUTERS/Rolex Dela Pena/Pool
VIVAnews -
Kasus Siswa SD Terancam Buta karena Gagang Sapu di Jombang, Guru Jadi Tersangka
Ketegangan di kawasan terkait Laut China Selatan telah melibatkan dua kekuatan besar dunia, Amerika Serikat dan China. Keterlibatan AS dalam konflik ini adalah salah satu konsekuensi atas perubahan fokus AS dari Timur Tengah ke Asia.

Pembubaran Ibadah Rosario Mahasiswa Katolik di Tangsel Dinilai Tak Mencerminkan Ajaran Islam

Professor Ann Marie Murphy, peneliti senior di Weatherhead East Asia Institute, Columbia University, AS, mengatakan sebenarnya ada perbedaan kepentingan antara kedua negara dalam hal ini.
Puluhan Korban Banjir dan Longsor di Luwu yang Terisolasi Dievakuasi dengan Helikopter


"Ketegangan kedua negara menyiratkan dengan jelas kepentingan yang berbeda. Kepentingan AS adalah kebebasan pelayaran, sementara China dan negara Asia Tenggara lainnya adalah sumber daya alam di Laut China Selatan," kata Murphy dalam forum terbuka USINDO di Jakarta, Senin 24 Juni 2013.


Namun, menurut Murphy, China selama ini mengira bahwa AS hanya mendukung para sekutunya di perairan sengketa tersebut. Padahal, AS menganggap bahwa perilaku China yang agresif di perairan itu telah mengancam kebebasan pelayaran.


Salah satu sikap AS yang tidak parsial ini ditunjukkan saat terjadi konflik antara China dan Vietnam beberapa waktu lalu. Murphy menjelaskan, AS kala itu tidak memihak, tapi menyerukan kedua pihak untuk menahan diri dan menarik diri dari Laut China Selatan.


"Perjanjian kerja sama pertahanan Vietnam dan AS tidak mencakup persengketaan wilayah, tapi mencakup soal penyerangan kapal Vietnam. AS khawatir Vietnam akan memaksa AS membalas, tapi tidak. Vietnam menarik diri, namun China tetap bertahan," kata Murphy.


Kekhawatiran China akan campur tangan AS semakin kuat saat Obama memutuskan kekuatan militer baru mereka ada di Asia. AS akan menurunkan 60 persen dari angkatan lautnya ke wilayah ini pada 2020. Di pangkalan AL mereka di Darwin, Australia, AS merotasikan 500 tentara secara berkala. Total akan ada 2.500 tentara AS yang bertugas di Darwin.


Di saat seperti ini, Murphy menegaskan bahwa peran Indonesia sangat penting. Indonesia menjadi pusat fokus AS karena letaknya di tengah-tengah Asia. Selain itu, Indonesia telah teruji dalam menstabilkan Asia Tenggara dalam ranah ASEAN.


"Amerika Serikat menganggap Indonesia adalah perekat yang menjaga persatuan Asia Tenggara. Sejak zaman Soeharto memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas regional dan menjaga kesatuan antar negara Asia," kata Murphy.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya