WNI Pelaku Kerusuhan di KJRI Jeddah Dideportasi dari Saudi

Ribuan TKI antre di KJRI Jeddah untuk mengurus pemutihan paspor
Sumber :
  • Migrant Care
VIVAnews
Health Minister Ensures Hospitals Ready to Handle Dengue Patients
– Polisi Arab Saudi menahan 84 orang Warga Negara Indonesia  yang merupakan pelaku kerusuhan di depan gedung Konsulat Jenderal Republik Indonesia Jeddah, 9 Juni 2013. Dari 84 orang itu, 78 tersangka sedang dalam proses dideportasi ke Indonesia, sedangkan 6 sisanya masih dimintai keterangan oleh polisi.

Respons Nagita Slavina Saat Tyas Mirasih Ingin Jual Tas demi Biaya Pengobatan

Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa mengatakan, hingga saat ini jumlah pelaku kerusuhan belum bertambah. Pemerintah Indonesia ikut memberikan bantuan hukum kepada para tersangka. “Pemerintah Indonesia tidak membedakan mana yang harus dilindungi. Apabila mereka diduga pelaku yang menciptakan keonaran, tetap harus dibantu,” ujar Marty di gedung Pancasila, Kemlu, Selasa 18 Juni 2013.
Kubu Anies dan Ganjar Ingin Hadirkan Menteri jadi Saksi di MK, Airlangga Hartarto Beri Jawaban


Sementara WNI yang menjadi korban tewas saat peristiwa kerusuhan di KJRI Jeddah, Marwah binti Hasan, telah dimakamkan di Saudi. “Dia meninggal akibat dehidrasi, bukan akibat kerusuhan,” kata Marty.


Pada 9 Juni 2013, gedung KJRI di Jeddah menjadi sasaran amuk para WNI
overstayers
yang ingin mengurus Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) sebelum masa amnesti yang diberikan pemerintah Saudi habis tanggal 3 Juli 2013. Kerusuhan dipicu lamanya layanan yang diberikan pihak KJRI sementara jumlah WNI yang datang semakin bertambah. Cuaca di Saudi pun saat itu sangat panas sementara para WNI harus antre berjam-jam.


Alhasil kerusuhan tak terelakan. Puluhan ribu WNI
overstayers
yang berada di luar KJRI melempari gedung dengan berbagai benda tumpul. Mereka juga membakar sampah di depan gedung. Direktur Jenderal Perlindungan WNI dan BHI Kemlu, Tatang Budi U Razak, mengatakan penyebab kerusuhan karena jumlah WNI yang ingin mengurus SPLP membludak dua kali lipat dibanding hari biasa.


“Pelayanan terhadap WNI
ovestayers
pada tanggal 8 Juni kami layani hingga pukul 3 dini hari. Namun saat itu jumlah WNI yang datang sebanyak lebih dari 12 ribu orang,” ujar Tatang dalam keterangan tertulis kepada VIVAnews. Itu benar-benar di luar kemampuan layanan KJRI di mana saat itu tim KJRI hanya mampu menangani sekitar 6.000 orang per hari. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya