Sumber :
- VIVAnews/Fernando Randy
VIVAnews -
Pemimpin kelompok oposisi Pakatan Rakyat Malaysia, Anwar Ibrahim, menggelar konferensi pers di hadapan wartawan Indonesia, Minggu 16 Juni 2013. Dalam kesempatan itu, Anwar mengaku sudah bertemu Presiden SBY dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).
Dengan SBY, Anwar bertemu sekitar dua hari yang lalu di Bali. Selain membicarakan masalah regional Indonesia-Malaysia, Anwar juga membeberkan kecurangan-kecurangan rezim Najib Razak dalam pemilu di Malaysia kepada SBY.
Baca Juga :
Kelanjutan Nasib Hyoyon SNSD, Bomi Apink hingga Im Nayoung Pasca Paspornya Ditahan Imigrasi Bali
Baca Juga :
Risma Populer di Jatim tetapi Elektabilitas Khofifah Tinggi, Menurut Pakar Komunikasi Politik
Dengan SBY, Anwar bertemu sekitar dua hari yang lalu di Bali. Selain membicarakan masalah regional Indonesia-Malaysia, Anwar juga membeberkan kecurangan-kecurangan rezim Najib Razak dalam pemilu di Malaysia kepada SBY.
"Saya beritahu Presiden bahwa isu kecurangan belum selesai, tidak dibiarkan begitu saja," kata Anwar.
Anwar menjelaskan SBY berterima kasih kepadanya karena telah menjelaskan perkembangan pemilu di negaranya. Meskipun, lanjutnya, SBY tidak mengambil posisi mencampuri terlalu dalam. "Dia beritahu saya, ingin mendapat keterangan terkini pemilu dan juga rundingan kami terkait kecurangan besar pemilu Malaysia," ujarnya.
Sementara, dalam pertemuan dengan JK, Anwar sempat menceritakan kesulitannya selama ini. Dia mengatakan, sepanjang 5 tahun menjadi Ketua Parlemen, dia tidak diberi ruang satu menit pun untuk berbicara di depan media Malaysia.
"Saya tidak diizinkan masuk kampus, media resmi juga tak boleh," jelasnya.
Namun yang Anwar alami justru sebaliknya. Secara terus menerus, dia selalu diserang dan dikecam melalui media-media di sana, baik dalam perkara kecil ataupun besar.
"Harus diketahui, di Malaysia pemilu itu ganas, ada penangkapan, penjara, penghinaan saban hari di TV. Bagi WNI yang tinggal di Malaysia bisa mengerti, setiap malam kami disebut sebagai antek Amerika, Yahudi, muslim ekstremis, pro Hindu-Budha, alat China. Tiap malam diserang oleh media," urainya.
Anwar melanjutkan, JK menawarkan kepadanya menjadi penengah atau mediator untuk rekonsilasi politik di Malaysia. Anwar menghormati ajakan tersebut, namun dia mengaku akan terus melawan ketidakadilan padanya dalam pemilu.
"Saya bilang ke JK, saya hormati nasehat beliau, tapi urusan penipuan pemilu ini belum selesai. Saya tidak akan mengalah karena pada pemilihan umum yang menang saya. Saya menang 50 persen lebih dan Najib kalah. Kenapa Najib yang angkat jabatan? Makanya saya bilang ke JK saya ambil jalan damai tapi tetap kami perkarakan," terangnya.
Baca juga wawancara VIVAnews dengan Anwar Ibrahim di
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Saya beritahu Presiden bahwa isu kecurangan belum selesai, tidak dibiarkan begitu saja," kata Anwar.