Iran Gelar Pemilihan Presiden

Mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.
Sumber :
  • REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
VIVAnews - Masa kampanye bagi keenam calon Presiden Iran telah usai. Kini warga bersiap untuk menggunakan hak suara mereka dalam pemilu yang digelar hari ini untuk memilih Presiden ke-7 mereka menggantikan Presiden Mahmoud Ahmadinejad. 
Harta Kekayaan Elon Musk Lenyap Rp 45 Triliun dalam Sekejap, Ini Penyebabnya

Kantor berita CNN, Kamis 13 Juni 2013 melansir warga Iran tidak terlalu memusingkan siapa dari keenam calon tersebut yang akan menang. Menurut mereka, semua kandidat telah diperiksa oleh pemimpin tertinggi Iran,  Ayatollah Ali Khamenei dan cenderung akan meneruskan kebijakan anti-barat yang telah terbentuk sejak dia berkuasa di tahun 1989. 
Cak Imin soal PKB Gabung ke Pemerintahan Prabowo: Alhamdulillah, Semuanya Smooth!

Stasiun televisi milik pemerintah, Press TV melaporkan sebanyak 66 ribu tempat pemungutan suara telah disiapkan di seluruh Iran agar 50,5 juta warganya dapat menggunakan hak pilih. Sementara sebanyak 285 TPS disiapkan pemerintah Iran bagi warganya yang kini berada di luar negeri. 
Deretan Solusi Ampuh Merawat Kulit Wajah Kesayangan Anda

Semua atribut kampanye masing-masing calon Presiden sudah dicopot sejak hari Kamis kemarin. Walau begitu masih ada beberapa poster kandidat Presiden yang masih terpasang di dinding, seperti milik Walikota Tehran, Mohammad Ghalibaf. 

Sementara saat kampanye kemarin semua kandidat berusaha menarik simpati warga dengan beragam program dan kebijakan. Saeed Jalili, kandidat dari kelompok garis keras dan menjadi kepala negosiator nuklir Iran berbicara soal keburukan AS yang menyebabkan salah satu ahli nuklir mereka tewas. 

Warga yang menghadiri kampanyenya sengaja dipisah berdasarkan jenis kelamin, sementara wanita mengenakan pakaian tertutup. Mereka pun berteriak "Enyahlah Amerika! Enyahlah Israel!" saat Jalili berkampanye. 

Walaupun begitu, pemerintah Iran tidak melarang jurnalis AS untuk meliput kegiatan pemilu di sana. Bahkan ketika seorang warganya didekati seorang jurnalis AS, mereka tidak keberatan berbagi opini soal pemilu hari ini. 

"Saya tidak memiliki masalah dengan warga AS. Tapi saya tidak setuju dengan orang yang menginjak-injak hak kami untuk memiliki kekuatan nuklir," ujar warga Iran yang hadir dalam kampanye itu dan tidak ingin disebut namanya. 

Isu nuklir Iran memang sudah sejak lama menjadi kekhawatiran AS. Kendati Tehran telah berulang kali mengatakan bahwa nuklir yang mereka miliki hanya untuk kepentingan perdamaian, namun beberapa pejabat tinggi AS dan negara barat lainnya masih menduga Iran akan bergabung dengan negara lainnya yang memiliki senjata nuklir. 

Atas hal tuduhan itu, AS kemudian menjatuhkan sanksi internasional kepada Iran demi mencegah negara itu memiliki senjata nuklir. Sementara menurut manajer kampanye kandidat moderat, Hassan Rohani, mengaku dia tidak keberatan berbicara mengenai AS dengan topik tersebut. 

Di mata warga Iran lainnya, dia terlihat akan memilih walikota Tehran, Mohammad Ghalibaf. Menurt pendapat warga Iran itu Ghalibaf akan mampu membuat sanksi yang dijatuhkan AS tidak berdampak terlalu besar. 

"Saya tahu dia mampu memperbaiki itu," ujar warga Iran tersebut. 

Pemilu tahun ini disebut oleh Kementerian Budaya dan Panduan Islam Iran bagian media asing, akan diliput oleh 430 reporter dari 40 negara yang berbeda. Tercatat 15 persen lebih banyak dibandingkan pemilu tahun 2009 silam. 

Para jurnalis asing ini memuji sikap kerjasama yang ditunjukkan pemerintah Iran karena mengizinkan mereka meliput ke dalam negara itu. 

"Reporter dari media asing telah menunjukkan kepuasan mereka terhadap kerjasama pemerintah dan memuji keinginan warga Iran untuk berpartisipasi dalam pemilu kali ini," ujar Press TV. 

Menurut aturan yang berlaku, apabila tidak ada satu pun kandidat yang berhasil memperoleh lebih dari separuh mayoritas suara, maka dua kandidat peraih suara terbanyak akan maju dalam pemilu putaran ke-2 tanggal 21 Juni mendatang. 

Dari delapan kandidat yang awalnya maju mencalon diri, dua kandidat kemudian mengundurkan diri. Mereka adalah mantan ketua DPR Iran, Gholam-Ali Haddad-Ade dan  kandidat pro-reformasi Iran, Mohammad-Reza Aref. 

Sehingga tersisa enam kandidat lainnya yaitu Saeed Jalili, mantan ketua tim perunding nuklir dan mewakili Iran ketika berdialog dengan Uni Eropa, Mohsen Rezaei, anggota Dewan Kebijaksanaan dan komandan ternama Iran selama perang Irak, Hassan Rouhani, ketua Pusat Kajian Strategis dan kepala tim perunding nuklir Iran di bawah kepemimpinan mantan Presiden Mohammad Khatami.

Sementara tiga kandidat lainnya yaitu Mohammad Ghalibaf, Walikota Tehran, Mohammad Gharazi, mantan menteri di era kepemimpinan Presiden Akbar Hashemi Rafsanjani dan Ali Akbar Velayati, mantan Menteri Luar Negeri selama dua periode di kepemimpinan Presiden Akbar Hashemi Rafsanjan.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya