Main Hakim Sendiri, Warga di Bolivia Kubur Hidup-Hidup Pemerkosa

Perayaan Hari Tengkorak di Bolivia
Sumber :
  • REUTERS/ David Mercado

VIVAnews - Bagi penduduk di beberapa desa yang terletak di Bolivia, mereka lebih mempercayai hukum adat dan main hakim sendiri ketimbang menegakkan hukum negara dalam memvonis pelaku kejahatan. Prinsip ini telah merenggut korban, seperti yang menimpa remaja pria berusia 17 tahun. Dia dikubur hidup-hidup oleh warga kota Colquechaca.

Menurut harian Daily Mail, 7 Juni 2013, remaja bernama Santos Ramos itu dituduh sebagai pelaku kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang wanita bernama Leandra Arias Janco. Status Ramos ini diungkap oleh jaksa penuntut, Jose Luis Barrios.

Menurut laporan seorang reporter untuk media lokal yang tidak ingin diketahui namanya, masyarakat Colquechaca marah terhadap kasus yang melibatkan Ramos. Maka mereka kemudian mengikat pelaku ke peti mati korban, lalu ikut dikubur hidup-hidup bersama jasadnya.

Reporter itu menyebut vonis mati berupa hukuman gantung tidak umum diberlakukan di Bolivia. Dia mengatakan sistem keadilan di negeri itu terkenal korup dan bobrok, sehingga warga lebih sering main hakim sendiri.

Usulan Kejaksaan Izinkan Lima Smelter Perusahaan Timah Tetap Beroperasi Disorot

Bakar Pembunuh

Selain Ramos, pada Rabu kemarin, penduduk asli di kota Quechua, merajam mati seorang tersangka pencuri dan membakar hidup-hidup rekannya. Keduanya disebut Jaksa Barrios terlibat dalam aksi perampokan mobil dan membunuh pengemudinya.

Presiden Bolivia, Evo Morales, yang merupakan pemimpin asli dari negara itu pernah mengesahkan UU yang mengakui secara institusi keadilan adat pada tahun 2009. Dalam aturan tersebut kongres parlemen tingkat rendah Bolivia membolehkan komunitas adat hak untuk menegakkan keadilan berdasarkan sistem keadilan budaya yang telah mereka miliki.

Namun kelompok oposisi memperingatkan bahwa UU itu dapat memicu terjadinya tindak main hakim sendiri. Hal itu terbukti saat stasiun berita BBC pada Juni 2010 melaporkan empat petugas polisi digantung oleh sebuah kelompok bernama etnis Andean.

Mereka membunuh empat polisi itu atas nama keadilan adat. Polisi itu dituduh oleh etnis tersebut bingung dalam menghadapi kasus pencurian mobil di kota El Alto. (sj)

Mahfud MD Blak-blakan Soal Langkah Politik Berikutnya Usai Pilpres 2024
Jemaah haji Indonesia mendengarkan khutbah Subuh jelang wukuf.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Menurut Direktur Bina Haji PHU Arsad Hidayat, jemaah haji diminta tidak asal membagikan informasi yang beredar di media sosial yang belum jelas kebenarannya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024