Survei: Bangsa Australia Paling Bahagia di Kalangan Negara Maju

Para penumpang kapal feri menikmati pemandangan Kota Sydney
Sumber :
  • VIVAnews / Renne Kawilarang
VIVAnews
Terbuka untuk Bertemu, Anies Sebut Prabowo Bukan Musuh tapi Lawan
- Australia kembali dinobatkan sebagai yang paling berbahagia sedunia di kalangan negara-negara maju. Ini merupakan tiga kali berturut-turut Australia mendapat gelar serupa dalam survei tahunan yang diselenggarakan Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Media Asing Gak Yakin Timnas Indonesia Rebut Tiket Olimpiade Paris 2024: Mereka Tak Diunggulkan

Pencapaian negeri kanguru itu berdasarkan kinerja ekonominya secara keseluruhan. Australia mencapai peringkat tertinggi berdasarkan Indeks Hidup yang Lebih Baik (Better Life Index), yaitu suatu skor barometer yang dipakai dalam survei OECD.
Sambut Putusan MK, Ketum Hipmi: Proses Pilpres Berakhir, Kini Saatnya Bangun Ekonomi Bangsa


"Australia menunjukkan kinerja yang luar biasa dalam meningkatkan kualitas hidup, dan ini terlihat bahwa negara itu menduduki peringkat teratas dalam beragam topik pada Indeks Hidup yang Lebih Baik," demikian pernyataan OECD dalam laman resmi yang dipantau stasiun berita BBC hari ini.


Swedia, Kanada, Norwegia, dan Swiss juga masuk dalam kelompok lima besar. Survei itu menyusun peringkat atas lebih dari 30 negara berdasarkan sejumlah kriteria, seperti tingkat pendapatan, kesehatan, keselamatan, dan perumahan.


Ada beberapa kriteria yang membuat Australia paling unggul. Salah satunya, lebih dari 73 persen dari 23 juta rakyat Australia, yang berusia 15 hingga 64 tahun, sudah mendapat kerja dengan upah yang layak. Persentase itu di atas rata-rata standar OECD. Tingkat harapan hidup di Australia juga lebih tinggi dari yang lain, yaitu hampir 82 tahun.


Pertumbuhan ekonomi negara itu terbilang stabil selama lebih dari dua dekade terakhir karena tingginya permintaan hasil kekayaan alam yang dimiliki. Australia pun berhasil mengatasi krisis keuangan terburuk dan satu-satunya negara maju yang berhasil terhindar dari malapetaka resesi global pada 2009.


"Fundamental ekonominya masih sangat kuat," kata John Horner, pengamat ekonomi dari Deustche Bank Sydney seperti dikutip stasiun berita CNBC.


Namun, Horner juga mengingatkan bahwa saat ini ekonomi Australia mendapat peringatan untuk bersiap menghadapi penurunan. Ini karena, menurut kalangan ekonom, sektor pertambangan yang selama ini berperan besar bagi pertumbuhan ekonomi negara itu mulai melemah dan pemerintah harus berjuang membangkitkan sektor-sektor lain yang kurang bergairah seperti manufaktur, ritel, dan perumahan.   (umi)


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya