Kenya Sudah Ingatkan Inggris tentang Pelaku Penusukan Woolwich

Lee Rigby, korban penikaman di Woolwich, dekat London
Sumber :
  • REUTERS/Kementerian Pertahanan Inggris
VIVAnews - Polisi anti teror Kenya, mengaku telah memperingatkan Inggris soal pelaku penusukan Woolwich, Michael Adebolajo, sejak tahun 2010 lalu.
Aura Kasih Vakum dari Instagram, Netizen Spekulasi Ingin Nikah sampai Terlibat Korupsi Timah

Pada tahun itu, Adebolajo tertangkap di Kenya dengan tuduhan akan melakukan tindakan jihad dan menyeberang ke Somalia untuk bergabung dengan tentara militan Al Shabaab. 
Usai ke Rumah Jusuf Kalla, Pendeta Gilbert Datangi MUI untuk Minta Maaf

Laman DailyMail, Minggu 26 Mei 2013, memberitakan polisi Kenya bahkan telah menunjukkan berbagai bukti yang menyebut bahwa sosok Adebolajo perlu diwaspadai.
PSS Sleman Fokus ke 3 Laga Terakhir demi Hindari Degradasi

Namun saat itu peringatan Kenya ditolak mentah-mentah bahkan Kedutaan Besar Inggris di Kenya bersikeras menyatakan Adebolajo tidak memiliki catatan kejahatan apa pun. 

Hal itu diungkap oleh Kepala Polisi Anti Teror, Elijah Rop kepada media. "Kami telah menginformasikan kepada polisi Inggris mengenai pria tersebut. Tetapi mereka malah mengabaikan kami," ujar Rop. 

Masih menurut Rop, Pemerintah Kenya akhirnya mendeportasi Adebolajo, karena diketahui pria berusia 29 tahun itu tergabung dalam kelompok Islam radikal yang berusaha direkrut oleh tentara Al Shabaab di Somalia. 

Menurut detektif Kenya, sosok Adebolajo diperkirakan sebagai pemimpin, karena selama ditahan di penjara di Mombasa, Kenya, pria berusia 29 tahun itu diketahui paling voakal menyuarakan ketidakpuasannya selama berada di tahanan. 

"Di pengadilan dia mengaku kerap disiksa oleh polisi dan belum diberikan makanan apa pun selama dua hari. Selain itu, dia juga membacakan hak-haknya sendiri yang belum dipenuhi yaitu hak berbicara dengan keluarga dan pengacara," ujar detektif Kenya itu. 

Namun, pemerintah Kenya mengaku tidak bisa bertindak apa-apa setelah terjadi tragedi yang menewaskan seorang tentara pengamanan Ratu Inggris, Lee Rigby. 

"Kami telah menyerahkannya kepada agen pengamanan Inggris di Kenya dan dia sepertinya menemukan jalan pulang menuju London, lalu berubah menjadi Michael Adebolajo. Pemerintah Kenya tidak dapat bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi padanya setelah kami menyerahkannya kembali kepada pemerintah Inggris," ujar perwakilan Pemerintah Kenya, Muthui Kariuki.  

Di saat itulah agen organisasi intelijen Inggris (MI5) datang mendekati Adebolajo. Menurut pengakuan adik ipar Adebolajo, Abu Zuybyr, kakak iparnya itu kerap dipaksa untuk memata-matai ulama Muslim dan menjadi pemasok informasi bagi mereka. 

"Itulah yang dikatakan oleh keluarga Adebolajo. Mereka menyatakan badan mata-mata itu kerap menekannya hingga dia kehilangan kesabaran," ujar Zuybyr. 

Kendati Kementerian Luar Negeri Inggris tidak langsung menanggapi soal peringatan Pemerintah Kenya ini, mereka mengkonfirmasi bahwa Adebolajo pernah ditahan di Kenya pada tahun 2010 silam. Mereka juga mengatakan telah memberikan bantuan kekonsuleran yang dibutuhkan selama Adebolajo ditahan di sana. 
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya