Pengakuan Eks Tahanan Politik: China Ikut Siksa Pembelot dari Korut

Parade Partai Komunis China
Sumber :
  • REUTERS / Jason Lee

VIVAnews - Dua korban kamp tahanan politik Korea Utara, Kim Hye-sook dan Lee Myung-sook, mengaku ikut disiksa oleh tentara China saat mereka tertangkap. Alih-alih diberikan perlindungan, tiap warga Korut yang tertangkap malah dikembalikan lagi ke kamp konsentrasi.

Demikian ungkap kedua wanita Korut itu saat berbicara dalam sebuah diskusi di auditorium Universitas Al-Azhar, Kamis 23 Mei 2013. Menurut Hye-sook, saat di penjara China, para warga Korut kemudian ditelanjangi.

Kemudian mereka diperintahkan untuk melompat selama beberapa kali demi memastikan para pengungsi Korut itu tidak menyelundupkan uang. "Bahkan mereka juga ikut memeriksa alat kelamin wanita untuk mengecek apakah ada uang yang tersimpan di sana," ujar Hye-sook miris.

Beruntung, Hye-sook tidak perlu melompat apalagi alat kelaminnya diperiksa. Dia mengatakan sejak awal kepada petugas tidak membawa uang sepeser pun. "Padahal saya memang menyimpan uang," kata dia.

Akibat sering tertangkap di China, para pengungsi Korut ini akhirnya memilih memutar melalui perairan Laut China Selatan menuju Laos serta menyebrangi sungai Mekhong di Thailand.

Sementara di mata Wakil Menteri Unifikasi Korea, apa yang dilakukan China melanggar Konvensi PBB tahun 1951 soal pengungsi. "Seharusnya sebagai negara anggota organisasi PBB yang menangani isu pengungsi, China tidak mengembalikan warga Korut ke negara asalnya," ujar Kim Suk-woo yang ikut hadir dalam diskusi tersebut

Menurut Suk-woo, pemerintah China seharusnya memberikan perlindungan kepada mereka. Suk-woo menyebut dari ribuan warga Korut yang kembali tertangkap, hanya sekitar 20 orang saja yang berhasil kabur ke China lalu menyeberang ke Korsel.

Jangan Asal Pilih Lensa Kontak, Bisa Sebabkan 5 Masalah Serius Ini

Gelar Protes

Warga Korsel tidak tinggal diam melihat hal tersebut. Mereka mengaku pernah menggelar  protes di Kedutaan Besar China di Seoul setelah ada pemberitaan China akan mengembalikan satu warga Korut ke negara asalnya.

"Pada 14 Februari kemarin, kami berunjuk rasa setiap hari di depan Kedubes China selama 10 hari. Kami tidak menuntut pengampunan bagi warga Korut itu. Namun kami menuntut China memenuhi kewajibannya sebagai salah satu anggota UNHCR," tegas Suk-woo.

Aksi unjuk rasa itu tak pelak menjadi tajuk utama pemberitaan di berbagai media di Korsel. Bahkan media asing ikut menulis peristiwa itu.

"Dari sana terkuak ke seluruh dunia pelanggaran yang dilakukan oleh China. Kami menuntut China bukan karena tugas antar pemerintah, namun mereka harus membuktikan keseriusan mereka dalam mematuhi aturan hukum internasional," kata dia.

Kendati China belum melakukan kewajibannya 100 persen, namun Suk-woo menilai negeri tirai bambu mulai melakukan perubahan positif. (ren)

Jasad Wanita Open BO yang Dibunuh Hanyut Dibuang di Kali Bekasi Hingga ke Pulau Pari
PKS sambangi PKB malam ini

Usai Nasdem, Presiden PKS Ahmad Syaikhu Sambangi Cak Imin di Markas PKB

Elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tiba di kantor DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) pada Kamis 25 April 2024 malam

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024