Australia Tertarik Bantu Batik Indonesia Perluas Pasar Internasional

Spesialis batik dari Australia Tony Dyer sudah membatik sejak 1970
Sumber :
  • Australian Embassy Jakarta

VIVAnews - Para praktisi dan pakar kerajinan batik Australia dan Indonesia berbagi kecintaan yang sama terhadap batik dan berdiskusi tentang inovasi dalam pengembangan pasar dan teknik produksi batik di Semarang baru-baru ini. Tiga tokoh ternama dari dunia tekstil dan kerajinan bertandang ke Semarang untuk menghadiri Festival Internasional Batik dan Kerajinan Semarang yang perdana.
 
Ketiga pakar Australia terdiri dari Wakil Presiden Dewan Kerajinan Dunia untuk Asia Pasifik Dr Kevin Murray, spesialis batik Tony Dyer dan Guru Besar Madya Liz Williamson, dan kepala Kajian Rancangan di Universitas New South Wales, ungkap Kedutaan Besar Australia di Jakarta.
 
“Festival Internasional Batik dan Kerajinan Semarang merupakan kesempatan yang luar biasa bagi beberapa tokoh terdepan Australia dalam kerajinan dan tekstil untuk memperkukuh hubungan mereka dengan rekan-rekan Indonesia mereka,” ujar Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty.

Presiden PKS: Ikhtiar Sudah Kita Optimalkan meski Hasil Tak Sesuai dengan Harapan

“Ini juga suatu kesempatan yang bernilai untuk memupuk dan memajukan pertukaran lintas-budaya antara Indonesia dan Australia melalui minat bersama dalam batik dan tekstil," lanjutnya, dalam pernyataan yang dikirim ke VIVAnews.
 
Festival tersebut menarik perhatian peserta dari segala penjuru Indonesia dan dari luar negeri. Murray menganggap festival tersebut merupakan kesempatan untuk menyambut baik kembali Indonesia ke dalam Dewan Kerajinan Dunia.

"Melalui Dewan Kerajinan Dunia, Indonesia akan memperoleh peluang untuk menjadi bagian dari lokakarya, konferensi dan pameran yang diselenggarakan oleh dewan tersebut," tutur Murray.

"Saya sungguh gembira menyaksikan demikian banyak seniman yang terlibat dalam Festival Internasional Batik dan Kerajinan Semarang dan mutu karya mereka. Yang sangat memikat adalah kekuatan kerajinan untuk menghadirkan warga Indonesia dan Australia bersama-sama, walaupun ada rintangan bahasa,” ujarnya.

Airlangga Respons Gugatan PDIP di PTUN: Keputusan MK Sudah Final

Perluas Pasar

Sementara itu, Williamson berharap bisa membantu praktisi batik Indonesia memperluas pasar untuk produk mereka dan dengan demikian meningkatkan pendapatan mereka.

5 Fakta Menarik Arsenal Usai Pesta Gol ke Gawang Chelsea di Premier League

"Saya berharap untuk memfasilitasi kunjungan-kunjugan oleh para perancang Australia untuk bekerja sama dengan para seniman Indonesia guna memperlihatkan kepada mereka bagaimana memadukan unsur-unsur baru dan berbagai macam keterampilan yang berbeda dalam karya mereka," kata Williamson. 

Dan juga untuk menambah kesadaran mereka tentang preferensi-preferensi pasar-pasar lain di luar negeri, seperti penggunaan kain yang mudah dirawat," lanjut Williamson. Menurut dia banyak orang sangat tertarik untuk mengetahui arti dari berbagai macam motif sehingga akan mencarinya di situs Web tentang motif-motif batik.
 
"Ada beberapa batik yang sangat memikat di Semarang, mencerminkan rancangan tradisional yang telah disesuaikan dan memiliki rasa kontemporer. Secara pribadi, saya sangat menyukai rancangan-rancangan tradisional," tutur Dyer. "Di festival, ada hubungan hangat antar para praktisi batik: perasaan saling mendukung dan memahami berdasarkan kecintaan kita pada batik yang melampaui bahasa," tuturnya. (adi)

Luna Maya dan Maxime Bouttier.

Gak Minta Kado, Maxime Bouttier Ngarep Quality Time Bareng Luna Maya di Hari Ulang Tahunnya

Bagi Maxime Bouttier, hadiah berupa quality time jauh lebih bermakna karena ia dan Luna Maya sama-sama punya kesibukan yang membuat mereka jadi jarang bertemu.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024