- Daily Mail
VIVAnews - Fakta baru mengenai tewasnya salah satu pelaku bom Boston, Tamerlan Tsarnaev, kembali terungkap. Di dalam sertifikat kematiannya, Tamerlan disebut tewas akibat luka tembakan yang mengenai tulang punggung dan kepala dalam baku tembak pada 19 April lalu.
Informasi ini diperoleh kantor berita CNN, Sabtu 4 Mei 2013, dari pihak rumah pemakaman Graham Putnam & Mahoney yang disewa pihak keluarga mantan atlet tinju itu. Menurut Direktur Rumah Pemakaman, Peter Stefan, walau mereka telah tahu sebab kematian Tamerlan, namun secara resmi pejabat kota Boston belum mengeluarkan sertifikat kematiannya.
Selain itu Stefan juga menyebut, di dalam sertifikat kematian, tertulis Tamerlan juga mengalami luka serius akibat benda tumpul. Namun tidak ditulis apakah luka akibat benda tumpul itu diperoleh
Sebelumnya adik Tamerlan, Dzhokhar mengaku kepada agen investigasi federal (FBI), dirinya ikut melindas sang kakak dengan mobil saat dia berusaha melarikan diri dari kejaran polisi di kota Watertown, 19 April silam.
Saat Stefan ditanyakan mengenai lokasi pemakaman jenazah Tamerlan, dia mengatakan belum ada lokasi pemakaman khusus yang dipilih. Masih menurut Stefan, apabila dirinya tidak dapat menemukan lokasi kuburan, maka dia berencana meminta bantuan pemerintah kota Boston mencarikan lokasi yang sesuai.
"Semua orang layak untuk dimakamkan," ujar Stefan.
Sementara itu di tempat berbeda, paman Tamerlan, Ruslan Tsarni, mengatakan telah mengambil jenazah keponakannya setelah disimpan selama lebih dari satu minggu di kamar mayat ruang medis penyelidik. Melalui juru bicara yang ditunjuk, Heda Saratova, keluarga Tamerlan berencana melakukan otopsi independen sebelum memakamkan mantan mahasiswa akuntansi itu di Massachusetts.
Namun Saratova tidak menyebut informasi spesifik lokasi pemakaman yang telah ditentukan oleh keluarga.
Residu Peledak
Sementara terkait penyelidikan kasus bom Boston, polisi menemukan residu bahan peledak di apartemen Tamerlan yang pernah dihuni bersama istrinya Katherine Russel, 24 tahun, dan putri mereka, Zahara, 3 tahun. Menurut seorang sumber kepolisian yang tidak ingin disebut namanya, residu itu ditemukan di tiga tempat di apartemen di Cambridge, Massachusetts.
Ketiga lokasi itu berada di meja dapur, wastafel tempat mencuci piring dan di bak kamar mandi. Katherine yang dimintai keterangannya oleh agen FBI mengaku tidak terlibat dalam aksi pengeboman yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 200 korban lainnya.
Hingga kini FBI masih terus memeriksa barang bukti berupa laptop pribadi milik Dzhokhar. Petugas masih meyakini dua Tsarnaev bersaudara ini beraksi sendiri.
Namun mereka masih menggali informasi lain untuk mencari petunjuk dari mana mereka mempelajari cara merakit dan merencanakan aksi peledakan serta apakah mereka turut didanai oleh kelompok teror internasional.