Mencari Dalang Robohnya Pabrik Garmen Bangladesh

Pabrik garmen ambruk di Bangladesh
Sumber :
  • REUTERS/Andrew Biraj
VIVAnews
Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah
- Beberapa perusahaan garmen yang berasal dari Inggris dan Amerika Serikat dikritik oleh banyak pihak karena dianggap turut berkontribusi terhadap runtuhnya bangunan pabrik tekstil di Bangladesh.

Terpopuler: Manfaat Belimbing Wuluh sampai Tanggapan Buya Yahya Soal Kasus Inses

Mereka memperoleh keuntungan yang sangat besar dengan mengimpor baju dari Bangladesh, namun menggaji para buruh sangat rendah.
Suami Sandra Dewi Tersandung Korupsi Timah, Aiman Senang Kasusnya Disetop 


Dilansir kantor berita
BBC
, Jumat 26 April 2013, perusahaan itu juga dikritik karena tidak memperhatikan kondisi tempat para buruh tekstil itu bekerja. Menurut data yang diperoleh
BBC
, perusahaan garmen ternama asal Inggris, Primark dan toko pakaian asal AS, Wal-Mart diduga mengimpor baju murah dari Bangladesh.


Primark, telah mengkonfirmasi bahwa salah satu pemasoknya berada di lantai dua gedung Rana Plaza. Mereka mengatakan akan bekerja dengan pemasok lain yang lebih memperhatikan standar keselamatan dan keamanan bagi para pekerjanya.


Sementara Wal-Mart masih meneliti apakah produk mereka ikut dipasok dari pabrik di Rana Plaza. Menurut kelompok pembela hak buruh, perusahaan-perusahaan tersebut memiliki kewajiban moral untuk memastikan pemasok mereka memberikan kondisi kerja yang aman bagi para karyawannya.


"Ini merupakan perusahaan yang memperoleh keuntungan miliaran dollar setiap tahun. Mereka memiliki kekuatan yang cukup untuk mengubah sistem keselamatan yang berlaku di gedung tersebut," ujar Direktur LSM, Oxfam Bangladesh, Gareth Price-Jones.


Bangladesh memang sudah dikenal sebagai pemasok baju murah dengan kualitas baik bagi negara-negara barat. Menurut kantor berita
Los Angeles Times
, hal ini disebabkan, salah satunya tarif buruh sangat rendah, yakni hanya Rp375 ribu/bulan.


Warga Protes

Lebih dari 10 ribu warga Bangladesh turun ke jalan memprotes tragedi ambruknya gedung Rana Plaza yang terjadi pada Rabu kemarin. Padahal di saat yang bersamaan proses pencarian korban tewas dan terjebak di dalam reruntuhan gedung masih terus berlangsung.


Unjuk rasa yang dipenuhi amarah para demonstran berlangsung ricuh. Mereka menuntut pihak kepolisian untuk menahan pemilik gedung bertingkat delapan  itu karena dianggap mengabaikan keselamatan para pekerja walau sudah tahu terdapat retakan di bangunan tersebut.


Pihak berwenang terpaksa melemparkan gas air dan peluru karet untuk membubarkan massa yang bertindak anarkis. Mereka dilaporkan memblokir jalan-jalan di kota Dhaka, membakar bus dan menyerang beberapa pabrik tekstil.


Sementara hingga saat ini jumlah korban tewas akibat runtuhnya gedung Plaza Rana telah mencapai 273 orang. Tim penyelamat yang terdiri dari pemadam kebakaran, polisi dan penjaga perbatasan terus berpacu dengan waktu untuk mencari korban selamat. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya