Jumlah Korban Gedung Rubuh di Bangladesh Bertambah

Pabrik garmen ambruk di Bangladesh
Sumber :
  • REUTERS/Andrew Biraj

VIVAnews - Jumlah korban tewas akibat ambruknya pabrik garmen, Rana Plaza, di Bangladesh telah mencapai angka 160 orang. Sementara lebih dari 1.000 orang lainnya dilaporkan mengalami luka yang cukup parah.

Menurut laporan tim penyelamat, hingga Kamis pagi ini, diduga masih banyak korban yang terjebak di bawah reruntuhan bangunan itu. Dilansir laman Los Angeles Times, Rabu 24 April 2013, tim penyelamat yang terdiri dari petugas pemadam kebakaran dan polisi masih terus berusaha mencari korban yang terjebak di dalam reruntuhan.

"Saya memberikan mereka peluit, air dan senter. Saya mendengar banyak dari korban yang menangis. Kami tidak dapat meninggalkaan mereka dalam keadaan menyedihkan seperti ini," ujar petugas pemadam kebakaran, Abul Khayer seperti dikutip laman Los Angeles Times.

Menurut laporan di dalam gedung itu terdapat sekitar 2.500 buruh yang bekerja di beberapa pabrik garmen yang berbeda di gedung tersebut. Para pekerja sudah mengetahui terdapat retakan di gedung itu dan menolak untuk bekerja pada hari Selasa kemarin.

Namun menurut pengakuan Institut untuk Hak Asasi dan Buruh Global, para pekerja itu tetap dipaksa masuk bekerja walaupun mereka takut bangunan tersebut akan ambruk. "Mereka hidup pas-pasan dan tidak memiliki pilihan lain selain tetap bekerja di pabrik itu," ujar Charlie Kernaghan, Direktur dari Institut tersebut.

Pemasok Merk Terkenal

Menurut laporan Reuters, Kamis 25 April 2013, pabrik-pabrik dalam gedung itu adalah pemasok bagi label pakaian terkenal di Amerika dan Eropa seperti Wal-Mart Stores Inc dan C&A. Walau kedua perusahaan itu membantah mengimpor pakaian buatan pabrik di Bangladesh, namun pada faktanya pemasok Wal-Mart terikat kontrak dengan pabrik Tazreen yang pernah terbakar tahun lalu tanpa izin.

Fakta ini menurut seorang aktivis asal Inggris, Laia Blanch, sangat miris. "Ini benar-benar mengerikan, perusahaan merk terkenal dan pemerintah tetap membiarkan pekerja pabrik tewas atau menderita dalam sebuah pabrik yang tidak aman, hanya demi memuaskan konsumen Barat," ujarnya ketus.

Upah buruh yang sangat murah, yakni senilai Rp375 ribu per bulan diduga alasan perusahaan Barat memilih mengimpor baju buatan Bangladesh.

Indonesian Students Victim of Germany Human Trafficking Mostly In Debt

Pembangunan pabrik garmen di Bangladesh diketahui memang mengalami perkembangan yang pesat. Tetapi banyak dari pabrik itu yang dibangun tidak sesuai standar keselamatan bagi para pekerjanya. (ren)

MIND ID.

MIND ID Pastikan Beri Manfaatan Bagi Daerah Wilayah Kerja, Begini Caranya

MIND ID memastikan juga turut membantu masyarakat meredam dampak el nino hingga kenaikan harga pangan.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024