Ayah Terduga Bom Boston: Putraku Seorang Malaikat

Foto salah satu tersangka bom Boston
Sumber :
  • CNN

VIVAnews - Ayah terduga pelaku bom Boston, Anzor Tsarnaev, mengatakan tidak percaya putranya, Dzhokhar A. Tsarnaev (19) dan Tamerlan Tzarnaev (26), merupakan seorang penebar teror bom di AS.

Terpopuler: Netizen Serang Wasit Nasrullo Kabirov, Ivar Jenner Sebut Qatar Badut

Dalam pembicaraan yang dilakukan Anzor melalui telepon, langsung dari Makhachkala, Rusia, seperti dikutip laman Dailymail, Jumat 19 April 2013, dia sedang menantikan kedua putranya itu kembali ke Rusia untuk berlibur.

"Putraku benar-benar seorang malaikat. Dzhokhar adalah seorang anak yang jenius dan saat ini sedang berkuliah di tahun kedua Fakultas Kedokteran. Kami sedang menantinya untuk berlibur kemari," ujar Anzor.

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh salah satu teman SMA Dzhokhar, Eric Machado. Kepada CNN, dia mengatakan Dzhokhar bergaul seperti anak-anak Amerika pada umumnya.

"Tidak ada bukti sebelumnya yang dapat membuat kami percaya bahwa dia mampu melakukan hal semacam itu," kata Eric seperti dilansir CNN.

Guru yang dulu pernah mengajar Dzhokhar di sekolah pun tak percaya, mantan siswanya mampu melakukan pembunuhan keji. Dzhokhar diketahui pernah bersekolah di kota Makhachkala. 

"Dia sama seperti siswa pada umumnya. Dia tiba dari Kirgistan dan kemudian pergi ke AS. Saya katakan kepada Anda mereka hanya bersekolah di sini selama satu tahun. Mereka masuk ke sekolah ini pada 2001 dan berangkat ke AS pada 2002," ujar Sekretaris Sekolah Makhachkala No. 1, Irina Bandurina kepada laman Dailymail.

Pernyataan Irina ini sekaligus membantah keterangan yang menyebut Dzhokhar menuntut ilmu di sana selama tiga tahun.

Mereka kemudian masuk ke AS pada 2002, namun sang kakak, Tamerland berhasil menjadi penduduk tetap pada 2007. Dzhokhar merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Amherst di U-Mass dan seorang penjaga pantai di Universitas Harvard.

Dzokhar juga diketahui pernah meraih beasiswa senilai US$2.500 atau Rp25 juta di kota Cambridge.

Kedua kakak beradik ini tertangkap kamera pemantau berada di lokasi meledaknya bom Boston pada Senin lalu. Agen FBI, Richard DesLauriers, kemudian menyebarkan wajah keduanya melalui media massa dan menyebut mereka sebagai tersangka 1 dan 2.

Mereka sebelumnya terlibat baku tembak di kota Watertown, setelah membajak sebuah mobil Mercedes untuk melarikan diri. Kedua kakak beradik ini pun dilaporkan melempari polisi dengan alat peledak.

Namun nahas, sang kakak, Menurut seorang dokter dari Beth Israel Deaconess Medical Center, Tamerlan tewas akibat beberapa luka tembakan dan kemungkinan terkena dampak alat peledak.

"Ada tanda-tanda ditemukan di jenazahnya selain luka tembakan karena senjata," ungkap sang dokter yang tidak ingin diketahui namanya.

Hingga kini kepolisian Massachusetts masih terus memburu Dzhokhar. Pemberitahuan mengenai profil Dzhokhar juga telah disebar oleh polisi yang menyebut dia bersenjata dan sangat berbahaya.

"Tersangka kedua berhasil melarikan diri dari mobil itu dan saat ini kami masih terus memburu tersangka," ujar Kepala Polisi Negara Massachusetts, Kolonel Timothy Alben. (art)

Polusi Udara Jakarta

Hari Kedua Pasca-Libur Lebaran, Kualitas Udara di Jakarta Terburuk Kelima di Dunia

Kualitas udara di DKI Jakarta menjadi yang terburuk kelima di dunia pada hari kedua pasca-liburan Idul Fitri, Rabu pagi.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024