Dubes AS: Bom Boston Bukan Masalah Agama

Foto dari saksi mata bom Boston
Sumber :
  • Ben Thornike

VIVAnews - Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Scot Marciel, Kamis 18 April 2013, mengatakan peristiwa bom Boston yang terjadi pada hari Senin sore kemarin murni tindak kriminal.

Menurut pria yang telah bertugas di Indonesia selama tiga tahun itu, pengeboman yang menewaskan tiga orang tersebut tidak ada kaitannya dengan masalah agama.

"Apabila Anda memperhatikan pernyataan Presiden Obama dan pemimpin AS lainnya, maka di sana sudah jelas dinyatakan ini merupakan masalah kriminal. Dia juga meminta rakyat AS untuk tidak terburu-buru menyimpulkan pelaku peristiwa itu," ujar Marciel yang ditemui usai menghadiri dialog kerukunan bergama di Mesjid Sunda Kelapa.

Dia pun menegaskan setelah peristiwa bom Boston, rakyat AS tetap dapat hidup berdampingan secara harmonis dengan kaum muslim.

"Menurut saya konsep Islamofobia itu terlalu berlebihan. Memang di negara besar mana pun, pasti akan ditemukan orang yang tidak dapat hidup bertoleransi dengan orang lain. Namun sebagian besar rakyat AS tidak memiliki masalah dengan Islam," kata Marciel.

Dalam kesempatan itu dia juga mengatakan pemerintah AS hingga kini masih terus melakukan investigasi untuk mencari dalang bom yang dibuat dalam panci presto.

Beli Motor Bekas Jangan Lupa Urus Balik Nama, Ini Cara dan Biayanya

Bom Boston meledak pada Senin sore kemarin waktu setempat. Pihak badan khusus FBI menyatakan setidaknya ada dua bom yang menewaskan tiga orang dam melukai 176 warga lainnya.

Tiga korban terdiri dari dua warga AS dan satu warga negara China. Mereka adalah Martin Richard yang baru berusia delapan tahun, seorang manajer restoran asal Massachussets, Krystle Campbell (29) dan Lu Lingzhi (23), mahasiswa matematika dan statistik Universitas Boston.

Ketiganya berada di dekat garis finish ketika bom pertama meledak sekitar pukul 14.50 waktu setempat. (umi)

Menpan RB, Abdullah Azwar Anas

Menteri PAN-RB Siapkan Formasi ASN di IKN Bagi Putra-Putri Asli Kaltim

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Abdullah Azwar Anas mengatakan, pemerintah telah menyiapkan jumlah kebutuhan ASN di IKN.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024