Kisah Dokter di Boston, Lihat Tulang Kaki Korban Menonjol Keluar

bom meledak pada lomba marathon di Boston
Sumber :
  • REUTERS/MetroWest Daily News/Ken McGagh
VIVAnews -
Alasan Sakit, Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir Panggilan KPK
Tim dokter yang bertugas di arena lomba maraton Boston Senin lalu dibuat sibuk oleh pengeboman yang menewaskan tiga orang dan melukai lebih dari 170 orang lainnya. Banyak dari mereka mengaku terkejut melihat luka parah yang diderita para korban.

10 Lahan Terlantar yang Paling Menakjubkan di Bumi Saat Ini

Diberitakan
Barikade 98 Ajukan Amicus Curiae, Minta Hakim MK Putuskan Sengketa Pilpres Secara Adil
Reuters , Rabu 16 April 2013, tim dokter yang sedianya bertugas mengawasi kesehatan para atlet maraton, terpaksa harus turun tangan membantu korban luka. Jika tidak ada mereka, bisa saja korban tewas bertambah banyak.


"Jika saja korban-korban tidak ditangani dengan cepat, mungkin mereka tidak hidup saat ini," kata Alasdair Conn, kepala unit gawat darurat Massachusetts General Hospital.


Para dokter mengisahkan horor dalam insiden tersebut. Korban luka terdiri dari penonton dan atlet. Beberapa korban kakinya hancur, terlihat tulangnya menonjol keluar. Korban lainnya hampir putus kakinya, hanya menggelayut di serabut otot yang tersisa. Jika sudah begini, terpaksa diamputasi.


Sebanyak 20 ahli bedah Massachusetts, termasuk salah seorang dokter yang jadi peserta lomba mengaku telah mengamputasi empat kaki dari atas dengkul. Di Boston Medical Center, dokter mengamputasi lima kaki, dan di Rumah Sakit Brigham & Women's, satu korban diamputasi. Total 10 orang terpaksa diamputasi.


Luka-luka korban yang parah bahkan membuat seorang dokter veteran perang terkejut. "Dalam 20 tahun karir saya, baru kali ini melihat luka sedemikian parah," kata Michael Zinner, kepala bedah di Rumah Sakit Brigham & Women's.


"Kami melihat banyak patah tulang dan luka terbuka yang ekstrem, kami harus mengecek aliran darah dan membersihkan luka, itu perlu waktu. Tapi sejauh ini, semuanya selamat," kata Zinner.


Mereka harus bekerja ekstra cepat. Dokter-dokter di seantero kota harus menangani satu per satu korban dalam hitungan menit, mulai dari operasi, mengeluarkan pecahan bom, mengembalikan lokasi tulang hingga menjahit luka.


Para dokter menemukan berbagai macam benda tajam dalam luka korban. Di antaranya adalah lempengan besi sepanjang 2-3 milimeter, paku-paku kecil, dan bola bearing/lahar. Benda-benda ini diserahkan ke penyidik untuk diteliti.


"Pelaku ingin mendapatkan hasil maksimal, dalam kasus ini kekuatan ledakan yang melontarkan benda-benda tersebut sehingga menimbulkan banyak kerusakan," kata Ron Walls, kepala medis rumah sakit Rumah Sakit Brigham & Women's.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya