Kesaksian Dirut BTPN di Lokasi Ledakan Bom Boston

Korban cedera setelah ledakan pada Lomba Marathon di Boston
Sumber :
  • REUTERS/MetroWest Daily News/Ken McGagh/Handout
VIVAnews
Sopir Sedan di Tangsel Jadi Tersangka Usai Tabrak Pemotor dan PKL
- Insiden ledakan pada lomba marathon di Kota Boston pada Senin waktu setempat menewaskan sedikitnya dua orang dan melukai sekitar 70 orang. Data dari Boston Athletic Association mengungkapkan, ada dua warga Indonesia yang mengikuti lomba tahunan ini, yaitu Wati Hlusak dari Minnesotta dan Direktur Utama PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Jerry Ng, yang khusus datang dari Indonesia.

Pecahkan Rekor Tertinggi, Harga Emas Hari Ini Tembus Rp 1.249.000 Per Gram

Dalam wawancara dengan
Ten Hag Bawa 3 Pemain Man Utd U-18 ke Tim Senior
VOA Siaran Indonesia , Jerry mengaku berada kira-kira 1 kilometer dari garis
finish
. "Tiba-tiba kami [para peserta marathon] diberhentikan. Saya bahkan tidak bisa sampai ke garis
finish
," kata Jerry.


Dia mengaku saat itu kebingungan, karena informasinya juga masih agak simpang siur. Panitia hanya mengatakan bahwa terjadi insiden di garis
finish
dan oleh karena itu para pelari harus berhenti. "Itu saja. Mereka lalu minta kami menunggu informasi lebih lanjut," lanjut Jerry.


Jerry mengaku tidak mendengar ledakan itu, karena mungkin masih berjarak 1 kilometer. Dia juga mengungkapkan isteri dan temannya juga menonton di garis
finish
. Sempat susah dihubungi karena jaringan telepon sibuk, istrinya dikabarkan selamat. Mereka baik-baik saja dan kabarnya berjalan kembali ke hotel.


Jerry mengaku sering mengikuti lomba marathon di sejumlah kota besar. Namun, baru kali pertama ini dia ikut lomba di Kota Boston. 


Dia mengikuti lomba ini juga untuk misi sosial, dengan membantu yayasan "Dream Big," yang membantu remaja kurang mampu. "Jadi, saya ikut menggalang dana untuk kegiatan amal tersebut dengan berlari dalam marathon ini," kata Jerry.


Ditanya
VOA
apakah takut untuk keluar karena situasi New York, DC, San Francisco, dan Boston pengamanannya diketatkan setelah insiden itu? "Saya rasa begitu. Tapi hidup terus berjalan. Kami tidak bisa hidup di bawah ketakutan. Lagipula segalanya bisa terjadi," tuturnya. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya