- ANTARA/Nyoman Budhiana
VIVAnews - Dua menteri Indonesia dan Australia mengadakan pertemuan bertajuk "2+2" di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta Pusat, Rabu 3 April 2013.
Australia diwakili oleh Menteri Luar Negeri, Bob Carr dan Menteri Pertahanan, Stephen Smith, sedangkan Indonesia diwakili oleh Purnomo Yusgiantoro selaku Menteri Pertahanan dan Marty Natalegawa yang menjabat Menteri Luar Negeri.
Dalam pertemuan yang berlangsung hampir selama dua jam itu, keempat menteri membahas berbagai isu yang terjadi di kawasan regional dan global. Selain itu, mereka bertukar pandangan terkait kerja sama di bidang perdamaian, ekonomi, dan penanganan bencana alam.
Pertemuan ini dinilai Marty sangat unik, karena keterkaitan antara masalah pertahanan dan masalah luar negeri betul-betul dipahami. Dia pun menyebut pertemuan semacam ini terakhir digelar pada Maret 2012 di Canberra.
Dalam kesempatan itu, Marty juga menjelaskan bahwa hubungan di antara kedua negara terjalin semakin konsolidatif dan komprehensif. "Seperti diketahui, ada beberapa tingkatan kerja sama dan komunikasi antara Presiden-Perdana Menteri terus dilakukan secara intensif," ujar Marty.
Pria yang menjabat sebagai Menlu sejak 2009 itu lalu menyebut Indonesia semakin dipandang sebagai mitra penting oleh Australia. Hal itu terbukti dari nilai investasi Australia ke Indonesia yang meningkat hingga 728 persen selama periode 2011-2012.
Sementara itu, di bidang pertahanan, Purnomo mengatakan, Indonesia dan Australia berencana untuk mengimplementasikan pertemuan tahunan yang dilakukan pada 2012, yang menyangkut defense to defense, search and rescue, dan defense industry.
Selain itu, mantan menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tersebut menyebut Indonesia akan melakukan latihan militer bersama dengan melibatkan personel angkatan laut dan pasukan khusus dari Australia serta Indonesia. "Kami berencana melakukan latihan itu di Sydney dan Darwin," ungkap Purnomo. (art)
Prabowo: Tuduhan Prabowo-Gibran Menang Curang Lewat Bansos Sangat Kejam
Presiden terpilih Prabowo Subianto menepis tuduhan bahwa dirinya dan Gibran Rakabuming Raka memenangkan Pilpres 2024 dengan cara curang.
