3-4-1948: AS Bangun Eropa dari Kehancuran Perang Dunia

George Marshall (kiri)
Sumber :
  • Wikimedia Commons / U.S. Department of Energy
VIVAnews
Tarif Listrik April-Juni 2024 Diputuskan Tidak Naik
- Pada 65 tahun yang lalu, Amerika Serikat sebagai pemenang Perang Dunia II berkomitmen membantu para sekutunya di Eropa untuk bangkit dari kehancuran perang. Maka, mendiang Presiden Harry S. Truman memerintahkan program bantuan ekonomi keuangan besar-besaran AS ke Eropa.

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Menurut
Parkir Cuma Sebentar, Mobil Ini Ditagih Rp48 Juta di Tangerang
The History Channel , program itu diberi nama Marshall Plan. Ini sesuai dengan nama Menteri Luar Negeri AS pada waktu itu, George C. Marshall, yang menganjurkan agar Eropa harus segera dibangun kembali setelah porak-poranda akibat Perang Dunia Kedua.


Selama 1948-1951, di bawah program Marshall, AS mengucurkan lebih dari US$13 miliar kepada Eropa. Program ini tidak saja bertujuan memulihkan ekonomi negara-negara Eropa dari kehancuran perang, namun juga memberi peluang bagi AS untuk memperluas pasar bagi produk-produknya sekaligus menyelamatkan Washington dari resesi pasca perang.


Maka, bagi sebagian kalangan, Marshall Plan turut berperan mendongkrak status Amerika Serikat sebagai negara adidaya. Profil AS pun saat itu juga dikenal sebagai penyelamat ekonomi Eropa.


Namun, Marshall Plan ini tidak bisa diterapkan di penjuru Eropa. Uni Soviet, yang juga tampil sebagai pemenang Perang Dunia II, mulai menebar pengaruh politik dan ekonomi di negara-negara Eropa Tengah dan Timur.


Sejumlah negara sekutu Soviet, seperti Polanda dan Cekoslovakia, dilarang ikut serta dalam Marshall Plan. Kebijakan inilah yang menjadi salah satu pertanda era Perang Dingin antara AS dan Soviet, yang berlangsung hingga akhir dekade 1980an.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya