Negara Paling Berbahaya bagi Jurnalis Saat Ini

Pejuang pemberontak Suriah tertembak sniper pemerintah di Ain Tarma, Damaskus
Sumber :
  • REUTERS/Goran Tomasevic

VIVAnews - Suriah merupakan negara paling berbahaya bagi pekerja media. Hal itu diungkapkan oleh organisasi Federasi Jurnalis Internasional (IFJ).

Apa yang dikatakan IFJ sangat beralasan. Pasalnya, jumlah wartawan yang tewas saat meliput di negara tersebut, merupakan yang terbanyak di seluruh dunia. Jumlahnya 35 orang.

Mereka yang meninggal di Suriah tersebut termasuk para jurnalis senior yang sudah berpengalaman meliput perang seperti jurnalis Sunday Times peraih sejumlah penghargaan prestisius, Marie Colvin (22 Februari 2012) dan wartawan New York Times peraih Pulitzer Anthony Shadid (16 Februari 2012).

Sejak konflik Suriah meletup 23 bulan lalu, Presiden Suriah Bashar al-Assad langsung menerapkan larangan meliput bagi jurnalis asing. Kendati banyak jurnalis asing meliput konflik Suriah, keberadaan mereka ini tidak resmi di mata pemerintah sehingga keamanan mereka tidak dijamin.

Selama ini, para jurnalis asing di Suriah benar-benar bekerja dengan risiko tinggi. Sebagian dari mereka ikut menjadi korban tewas dan terluka. Ini belum termasuk jumlah mereka yang hilang tanpa ada kabar sehingga para keluarga mereka sampai saat ini dilanda kebingungan. (eh)

Maskapai Pesawat Terbesar di Timur Tengah Buka Kembali Rute Penerbangan Setelah Serangan Iran
Hakim Mahkamah Konstitusi gelar sidang

MK: Sidang Sengketa Pilpres Langsung Baca Putusan pada 22 April

Juru Bicara Mahkamah Konstitusi (MK), Fajar Laksono menegaskan sidang sengketa Pilpres 2024 atau perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) belum selesai. Menurut dia, agen

img_title
VIVA.co.id
15 April 2024